Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Lorax, Cerita Karya Dr. Seuss Diduga Terinspirasi Kisah Monyet Ini

Kompas.com - 25/07/2018, 21:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - The Lorax, film animasi AS yang tayang 2012 dan diangkat dari buku cerita karya Dr. Seuss ternyata terinspirasi dari kisah nyata.

Sebuah makalah yang terbit Senin (23/7/2018) di jurnal Nature Ecology & Evolution, mengungkap Lorax dan pohon truffula yang sangat dicintainya benar ada di dunia nyata.

Dalam film, pohon trufulla digambarkan dengan bentuk aneh dan sama sekali tidak mirip pohon. Bila boleh disebut, pohon truffula dalam film mungkin jauh lebih mirip permen kapas berbentuk lingkaran dengan warna cerah seperti pink, oranye, kuning, dan ungu.

The Lorax sendiri mengisahkan kerusakan dan gundulnya hutan yang disebabkan sifat tamak manusia. Hilangnya hutan pada akhirnya membuat Lorax (makhluk kecil penjaga hutan) dan penghuni hutan lain meninggalkan hutan dan mencari rumah baru.

Baca juga: Inilah yang Terjadi bila Film ?Finding Nemo? Sesuai Kenyataan

Dibungkus dengan dialog jenaka dan irama menyindir, misi kisah The Lorax sangat jelas. Seuss ingin menyampaikan bahwa kapitalisme yang tak terkendali dapat menghancurkan bumi.

Seuss, nama pena dari Theodor Seuss Geisel, menerbitkan kisah The Lorax pada 1971 dan dengan cepat digemari anak-anak dan orangtua pada masa itu.

Mungkin anak-anak menangkap pesan dalam film The Lorax agar manusia dapat menjaga lingkungannya. Namun, bagi beberapa ahli kisah ini mengandung makna lebih dari itu.

Nathaniel J. Dominy, seorang profesor antropologi dan Donald E. Pease, profesor bahasa Inggris yang menulis biografi Dr. Seuss adalah dua ahli yang penasaran akan makna di balik kisah The Lorax.

Sebelum mengungkap makna sebenarnya dalam kisah yang ditulis Seuss hampir setengah abad lalu, Dominy bersama timnya terlebih dahulu mencari sosok asli Lorax dalam dunia nyata.

Mereka menggunakan pemodelan wajah dan algoritma iteratif untuk mengungkap identitasnya.

"Kami memakai metode dekomposisi eigenface untuk menghitung kemiripan wajah dan kami membuat plot dengan t-distributed stochastic neighbor embedding (t-SNE), algoritma iteratif yang menurunkan informasi multidimensi menjadi dua dimensi untuk visualisasi," terang Dominy yang memimpin penelitian dilansir Science Alert, Selasa (24/7/2018).

Ia menerangkan, metode ini seperti mencocokkan foto monyet dengan ilustrasi Lorax di dalam komputer dan mencari kemungkinan yang terdekat.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa The Lorax terinspirasi dari monyet patas yang tinggal di Afrika Barat dan Afrika Timur. Tanda khas yang membuat ahli sangat yakin akan hal tersebut adalah kumis keduanya yang sangat ikonik.

Lorax dalam dunia nyata adalah monyet patas (Eryhtocebus patas), primata tercepat di dunia. Lorax dalam dunia nyata adalah monyet patas (Eryhtocebus patas), primata tercepat di dunia.

Di habitat aslinya, monyet patas yang juga disebut sebagai primata dengan kecepatan lari mencapai 55 kilometer per jam saat ini menghadapi habitat yang berkurang. Mereka pun kerang dianggap hama oleh petani setempat.

Baca juga: Posesif, Bagaimana agar Kisah dalam Film Itu Tak Terjadi pada Anda?

Mungkin temuan ini terdengar aneh dan buang-buang waktu. Namun, para ahli percaya dengan mengetahui identitas aslinya maka manusia dapat memikirkan keadaan makhluk itu sebenarnya seperti apa dan mulai bertindak.

Menurut Dominy, Lorax berperan sebagai seekor ahli ekologi yang menjaga dan mempertahankan kewenangannya.

Peneliti berharap, temuan dan kisah Lorax dapat menggugah kita untuk bertanggung jawab dan menjauhkan kapak dari hutan.

"Mungkin dengan begitu Lorax dan semua teman-temannya dapat kembali ke hutan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau