Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Terus Diguncang Gempa, Apa yang Terjadi di Mamasa?

Kompas.com - 09/11/2018, 13:35 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

B. Dipicu gempa Palu dan Donggala

Ada dugaan bahwa meningkatnya aktivitas kegempaan Mamasa dipicu oleh gempa kuat M 7,4 yang baru saja terjadi di Palu dan Donggala.

"Sangat mungkin bilamana transfer stress statis yang positif dan besar, mereaktivasi Sesar Saddang yang letaknya di sebelah selatan Sesar Palu Koro. Hasil analisis Static Coulomb Stress Changes gempa Palu-Donggala dapat menjelaskan fenomena picuan gempa ini," katanya.

Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan.

Pertama, efek direktivitas gempa Palu dan Donggala ke arah selatan sesuai arah propagasi rekahan (rupture) Sesar Palu-Koro.

Kedua, pergeseran sesar sangat cepat (super shear) diyakini dapat menimbulkan efek pemicuan di zona sesar lain di luar Sesar Palu-Koro.

Ketiga, sistem sesar dengan mekanisme mendatar (strike slip fault) akan menghasilkan stress statis di ujung-ujung sesarnya, kebetulan Sesar Saddang lokasinya tepat di selatan Sesar Palu Koro.

Baca juga: Tutur Sejarah Kolonial tentang Gempa-gempa yang Guncang Bali dan Jawa

Meskipun belum ada laporan terjadinya kerusakan bangunan rumah sebagai akibat dampak gempa, tetapi dengan seringnya terjadi gempa dirasakan telah menjadikan masyarakat Mamasa menjadi resah.

Hal ini wajar karena wilayah Mamasa selama ini termasuk kawasan aktivitas kegempaan rendah (low seismicity) dan catatan gempa merusak di daerah ini sangat jarang.

"Untuk menciptakan ketenangan masyarakat di Mamasa, BMKG sudah memberangkatkan tim survei untuk memberikan penjelasan dan sosialisasi mitigasi gempa di Mamasa. Ini penting agar masyarakat setempat menjadi lebih waspada dan memahami cara-cara selamat dalam menghadapi gempa," tukas Daryono.

Kepada masyarakat Mamasa dan sekitarnya dihimbau agar tetap tenang dan waspada, tidak mudah terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semoga aktivitas gempa yang terus terjadi ini segera berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com