KOMPAS.com - Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah ada di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat untuk ikut dalam misi pencarian kotak hitam (black box) pesawat Lion Air JT 610.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Hammam Riza berkata kapal tersebut sudah bergerak dari Dermaga Muara Baru, Jakarta Utara, sejak semalam (29/10/2018).
"Sekarang sudah di lokasi untuk menjalankan misinya, misi untuk pencarian dan kemudian nanti evakuasi dari kotak hitam itu," kata Hammam yang dihubungi lewat sambungan telepon, Selasa (30/10/2018).
Untuk melakukan pencarian kotak hitam, kapal Baruna membawa empat alat untuk mengidentifikasi di mana lokasi dan titik koordinatnya.
Baca juga: Seberapa Besar Peluang Kita Selamat dari Kecelakaan Pesawat?
Adapun empat alat tersebut antara lain Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar, Magnetometer, dan Remotely Operated Vehicles (ROV).
Berikut satu persatu fungsi keempat alat canggih tersebut:
1. Multibeam Echo Sounder
Alat ini untuk memberi gambaran di dasar laut, bagaimana permukaannya.
"Kalau ada pesawat di dasar laut, itu pasti kan ada perubahan di dasarnya. Jadi kita tahu seperti ada benda di sana," ujarnya.
2. Side Scan Sonar
Sonar membantu mendeteksi suara. Alat ini juga mampu membedakan besar kecil partikel penyusun permukaan dasar laut seperti batuan, lumpur, pasir, kerikil, atau tipe-tipe dasar perairan lainnya.
3. Magnetometer
Alat ketiga ini digunakan untuk mencari benda-benda berbahan logam atau metal.
Ketiga alat yakni Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar, dan Magnetometer menempel di dasar kapal Baruna.
"Kalau kita sudah dapat lokasinya dan sudah yakin kalau di situ ada jasad pesawatnya, maka alat yang akan kita turunkan adalah alat keempat yaitu ROV," jelasnya.