Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes Saat Kehamilan, Harus Bagaimana supaya Tidak Kena?

Kompas.com - 26/10/2018, 17:07 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Diabetes pada masa kehamilan atau diabetes gestasional bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Pada bayi, penyakit ini dapat menyebabkan cacat lahir dan kelahiran yang tidak normal; sedangkan pada ibu, terutama yang sudah memiliki riwayat diabetes sebelumnya, dapat meningkatkan komplikasi pada mata, ginjal, dan meningkatkan tekanan darah.

Dokter Wismandari, Sp. PD-KEMD, spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolic, dan diabetes, dari RS Pondok Indah, berkata bahwa kunci untuk menghindari diabetes gestasional adalah diet yang seimbang. 

“Jadi kalau diibaratkan piring (yang) kita bagi empat bagian, separuhnya adalah sayur. Lalu,  seperempatnya lauk seperti daging dan ikan; seperempat sisanya karbohidrat. Jadi, bukan gula itu dilarang, tapi dikontrol,” jelas Wisma, saat menjadi narasumber pada kegiatan temu media pada Kamis (25/10/2018) di Jakarta.

Baca juga: Waspadai Diabetes Saat Kehamilan, Bisa Mengancam Buah Hati

Konsumsi gula pada perempuan hamil pun perlu dihitung. Wisma menuturkan bahwa gula darah yang normal adalah kurang dari 140mg/dl pada satu jam setelah makan, kurang dari 120mg/dl pada dua jam sesudah makan, dan kurang dari 95mg/dl pada perempuan yang melakukan puasa.

Syarat tersebut juga berlaku bagi perempuan yang sudah memiliki riwayat diabetes sebelumnya. Bahkan, perempuan yang sudah memiliki diabetes sebelumnya perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan program kehamilan.

“Perempuan dengan diabetes tentu masih boleh hamil. Tetap sehat dan bayinya juga bisa sehat. Tapi dengan catatan, yaitu kalau sudah ada riwayat diabetes, kendalikan dulu diabetesnya sebelum menjalankan program kehamilan,” ujar Wisma.

Baca juga: Bagaimana Cara Kurangi Resiko Terkena Penyakit Diabetes?

Perempuan dengan riwayat diabetes disarankan untuk terus melakukan konsultasi dan tes, terutama untuk mengetahui adanya kemungkinan diabetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis sebelumnya pada kunjungan pertama.

Hal ini pun berlaku seterusnya. Pasien disarankan untuk skrining diabetes mellitus yang persisten pada 6 hingga 12 minggu setelah melahirkan, dan skrining diabetes setiap tiga tahun. Ini karena kasus ini bisa terulang kembali pada masa kehamilan berikutnya.

“Makin tua wanita, makin besar riisiko terkena diabetes gestasional. Kalau kehamilan sebelumnya pernah diabetes gestasional kehamilan berikutnya juga meningkatkan kemungkinan diabetes gestasional," kata Wisma.

"Kemudian kegemukan dan kenaikan berat badan yang berlebih juga berpengaruh. Jadi, kalau bisa menurunkan berat badan sebelum (kehamilan). Tidak usah yang signifikan, cukup mengurangi lima kilogram juga baik,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau