Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, 3 Penyakit Ini Paling Sering Menyebabkan Gagal Ginjal

Kompas.com - 24/10/2018, 17:06 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia memang tergolong kecil. Hanya 2 persen dari masyarakat yang mengidap gagal ginjal secara murni. Namun perlu ditekankan, ini penyakit ginjal murni yang tidak disebabkan oleh penyakit lainnya.

Pasalnya, beberapa penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular berpeluang besar untuk berkontribusi pada gagal ginjal.

"Penyakit ginjal itu ada yang akut dan kronis. Kronis itu ada karena diabetes, obesitas, dan hipertensi; ini menyebabkan gagal ginjal. Sedangkan yang akut itu bisa kembali ke kondisi normal kalau diberikan pendekatan yang benar," ujar dr. Okki Ramadian SpPD saat ditemui pada Selasa (23/10/2018) di klinik Hemodialisis Rebal Team di Jakarta.

Menurut data Sampel Registration Survey Tahun 2014, dari 41.590 kematian di Indonesia, 5.365 kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, 2.786 disebabkan oleh diabetes dan komplikasinya, dan 2.204 kematian akibat hipertensi dan komplikasinya.

Baca juga: Ig Nobel 2018: Naiklah Roller Coaster untuk Sembuhkan Batu Ginjal

Okki menuturkan, hampir semua kasus dari ketiga penyakit tersebut yang berada pada stadium lanjut akan menyerang ginjal.

Lalu dari ketiga penyakit tersebut, yang perlu diwaspadai adalah penyakit diabetes. Pasalnya, 50 persen dari penyakit diabetes dipastikan akan menyerang ginjal.

"Karena diabetes itu penyakit sistemik, seluruh badan. Gula itu mengeluarkan zat toksin inflamasi yang salah satunya bisa merusak saluran ginjal yang namanya glomerulus. Makanya konsumsi gula harus dikendalikan," jelas Okki.

Pada gagal ginjal yang disebabkan oleh penyakit tersebut, kebanyakan sudah berada di stadium lanjut dan harus dilakukan cuci darah atau hemodialisa.

Baca juga: Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik, Bisa Berisiko Batu Ginjal

"Stadium di mana fungsi ginjal hanya 30-59 persen, itu sudah menunjukkan gejala. Mulai lemas, tekanan darah mulai tinggi, sakit kepala, dan kurang pipis. Jadi, kalau sudah perlu, langsung tanyakan ke dokter," jelas dokter yang praktek di RS Mitra Keluarga.

Ia pun menyarankan pasien yang sudah didiagnosis positif gagal ginjal untuk melakukan hemodialisis demi meningkatkan harapan hidupnya. Jangan berasumsi bahwa masa hidup akan berakhir bila didiagnosis gagal ginjal.

"Mereka harus semangat, kalau dikabarin untuk hemodialisis jangan sedih. Justru ini gerbang masuk untuk menjalani hidup yang lebih baik. Umur di tangan Tuhan. Kalau kita bisa menjaga lifestyle dan apapun yang diperlukan untuk merawat ginjal kita, usia tidak akan terpaku oleh persentase," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau