Sulitnya prediksi
Meski telah diperkirakan, tapi memprediksi kelahiran Amasia bukanlah hal yang sederhana.
"Hal tersulit dari memprediksi Pangea masa depan adalah bahwa Anda tidka dapat menggunakan gerakan lempeng saat ini dan menghitungnya begitu saja," kata Mitchell.
Apalagi gerakan lempeng bumi bisa berubah secara tak terduga. Ditambah ketidaksempurnaan di dasar laut menyebabkan lempeng membelok dari lintasannnya.
Matthias Green, ahli kelautan di Bangor University, Inggris mengatakan bahwa kini California dan Asia Timur sedang menuju Hawaii. Sedangkan Amerika Utara terus menjauhi Eropa.
Di lain sisi, Australia bergerak ke utara pada jalur trabakan dengan Korea dan Jepang. Afrika justru berputar arah ke uatara menuju Eropa.
Tapi jangan bayangkan lempeng ini bergerak sangat cepat. Pergerakannya hanya terjadi pada kecepatan sentimeter per tahun saja.
Mitchell dan Green menyebut pergerakan ini seperti permainan "tetris" geologi.
Perkiraan mereka, nantinya Samudra Atlantik akan tertutup Kanada yang menabrak Semenanjung Iberia. Selain itu, Amerika Selatan akan menabrak Afrika bagian selatan.
Bisa jadi, Samudra Pasifik akan menghilang tergantikan dengan Asia dan Amerika Utara.
Bahkan, dalam hipotesis tak biasa Mitchell, Amerika Utara dan Asia kemungkinan bergerak untuk berkumpul di Kutub Utara menghilangkan Samudra Arktik.
Baca juga: Sekelompok Ilmuwan Investigasi Benua yang Hilang dan Inilah Hasilnya
Pengaruh pada kehidupan
Ketika seluruh daratan di muka bumi bersatu tentu ada berbagai perubahan kehidupan terjadi. Itu karena fenomena ini akan mengubah pola cuaca dan iklim.
Artinya, keanekaragaman hayati akan sangat terpengaruh.
"Kepunahan massal terbesar hingga saat ini terjadi selama Pangea," kata Green.