"Apakah itu karena kita berada di benua super? atau kebetulan?" sambungnya.
Pendapat green ini mengacu pada kepunahahan Permian-Triassic yang dijuluki "Kematian Besar-besaran". Saat itu, 90 persen spesies di dunia mati 250 juta tahun lalu.
Sebagai informasi, sesaat setelah Pangea terbentuk, terjadi dua letusan gunung berapi besar yang memuntahkan sejumlah besar metana dan karbon dioksida ke atmosfer. Muntahan material gunung berapi itulah yang kemungkinan menyebabkan kematian massal.
Namun, para ilmuwan tidak sepakat tentang kaitan lempeng tektonik dan proses konveksi yang membentuk Pangaea dengan peristiwa gunung berapi yang kritis ini.
Karena itu, masih tidak jelas apa yang akan terjadi pada kehidupan di Bumi ketika benua super berikutnya terbentuk. Tapi, berkat para ilmuwan seperti Mitchell dan Green, setidaknya kita bisa tahu seperti apa bentuk muka bumi akan terlihat beberapa ratus juta tahun dari sekarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.