Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kiat yang Harus Diingat Bila Terapung seperti Aldi Novel Adilang

Kompas.com - 26/09/2018, 11:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Aldi Novel Adilang, berhasil bertahan hidup setelah terapung selama 49 hari di lautan. Pengalaman pemuda asal Sulawesi ini menjadi sorotan media internasional.

Aldi hanyut ketika perangkap ikan terapung atau rompong yang ditumpanginya terlepas dari tambatannya akibat angin kencang pada pertengahan Juli lalu.

Ia berakhir di perairan dekat pulau Guam di Samudera Pasifik, ketika panggilan daruratnya dijawab sebuah kapal berbendera Panama menuju Jepang pada 31 Agustus.

Dengan persediaan makanan terbatas, remaja 18 tahun itu menyambung hidup dengan makan ikan dan minum air laut yang disaring dengan bajunya.

Baca juga: Ada Rumah Sakit Terapung di Teluk Bintuni, Begini Rupanya

"Mulai satu minggu setelah bahan makanan habis, saya mengail terus, ikan manta, ikan rebus, ikan bakar. Itu makanan saya selama hanyut," tutur Aldi Novel Adilang kepada wartawan di Manado, Eva Aruperes, untuk BBC News Indonesia.

Pengalaman Aldi  yang kerap disamakan dengan cerita novel "Life of Pi" menjadi salah satu kisah dramatis tentang manusia yang berhasil bertahan hidup dalam kondisi ekstrem di tengah laut.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita saat terjebak di lautan?

Di tengah laut, tubuh manusia dihadapkan pada dua tantangan besar, yakni kekurangan air dan kondisi ekstrem.

"Tubuh pun merespons dengan dua cara yang disebut osmoregulasi dan termoregulasi," kata Ahmad Ridwan, asisten profesor fisiologi hewan di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.

Osmoregulasi adalah penyesuaian agar tingkat cairan di dalam tubuh terjaga untuk bertahan hidup. Sel tubuh manusia terdiri dari 90 persen air, jika jumlah itu berkurang sampai 70 persen, maka sel akan terganggu berat.

Kondisi aldi saat diselamatkan sebuah kapal berbendera Panama menuju Jepang pada 31 Agustus Kondisi aldi saat diselamatkan sebuah kapal berbendera Panama menuju Jepang pada 31 Agustus

Salah satu cara menjaga tingkat cairan di dalam tubuh ialah dengan menahan (retensi) air supaya tidak keluar. Ini artinya harus menahan kencing dan berkeringat.

Sedangkan termoregulasi adalah upaya tubuh untuk mempertahankan diri agar perubahan temperatur tidak terlalu ekstrem. Suhu tubuh manusia harus dipertahankan di kisaran 37 derajat Celsius.

Ridwan menambahkan bahwa dalam keadaan asupan energi rendah, tubuh akan melambatkan laju metabolisme sampai pada tingkat yang paling rendah sehingga terjadi penghematan energi. Kondisi ini disebut Basal Metabolic Rate (BMR).

"Satu-satunya cara adalah dengan rest (istirahat), tidur. Harus melakukan aktivitas seminim mungkin," ujarnya.

Baca juga: Hidup di Hutan Baik untuk Usus Anak-Anak

Maka dari itu, menurut Komandan Pasukan Katak Koarmada I TNI-AL Letkol Laut Johan Wahyudi, ada lima hal yang perlu diperhatikan saat berusaha bertahan di tengah laut.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com