Air adalah sumber yang paling penting untuk bertahan hidup, bahkan lebih penting dari makanan. Manusia sanggup hidup tanpa makanan sampai 40 hari, tapi kita hanya bisa bertahan 4 sampai enam hari tanpa air.
Karena air garam tidak bisa memuaskan dahaga, orang yang terjebak di laut biasanya mengandalkan air hujan atau embun.
Kantor berita AFP melaporkan, Aldi dapat bertahan selama 49 hari dengan memeras air dari bajunya.
Menurut Johan, beberapa orang mungkin bisa bertahan dengan meminum air garam dalam jumlah yang sedikit. Seorang ilmuwan Perancis bernama Alain Bombard juga pernah mencobanya meski eksperimennya gagal diulangi. Ia memperingatkan, cara ini mungkin tidak bisa dilakukan semua orang.
Ketika Anda meminum air garam dari laut, Anda memasukkan garam dalam jumlah lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, tubuh akan membutuhkan lebih banyak air untuk membuang garam berlebih dan membuat dehidrasi.
Salah satu hal yang membantu Aldi bertahan hidup ialah rompong yang ditumpanginya dilengkapi atap. Naungan (shelter) sangat penting untuk melindungi tubuh dari teriknya sinar matahari di tengah laut.
"Kenapa harus terlindung dari sinar matahari? Ya minimal (supaya) tidak ada penguapan, tidak ada air yang keluar dari dalam tubuh," kata Johan.
Dalam kondisi kekurangan air, kebutuhan untuk menurunkan suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat akan menambah stres pada fisiologi kita. Semakin lama kita bisa menyimpan air di dalam tubuh, maka kemungkinan untuk bertahan hidup pun semakin besar.
Tapi bagaimana jika tidak ada naungan?
"Apabila tidak ada shelter atau tempat berlindung, minimal badan harus selalu basah. Itu akan mengurangi penguapan dari tubuh," imbuh Johan.
Saat terjebak di tengah laut, kita perlu mengenali hewan apa yang bisa mengancam hidup kita. Di perairan dalam, bahaya terbesar biasanya berupa hiu.
Aldi juga dilaporkan berpapasan dengan predator laut itu. "Saya hanya bisa berdoa dan hiu itu pergi," katanya, seperti dilaporkan Tribun Manado.
Johan berkata, sebelum melakukan penyelaman di perairan dalam, penyelam biasanya melumuri badan mereka dengan cairan pengusir hiu atau shark repellent.
Jika cairan ini tidak tersedia, Johan menyarankan untuk tetap diam dan tenang saat bertemu hiu sambil mengamati pergerakannya.
"Jangan sampai kita melakukan gerakan, seolah-olah gerakan ini mengancam si hiu itu," kata Johan.