Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hurricane dan Typhoon, Mengapa Nama Badai dan Siklon Tropis Berbeda?

Kompas.com - 18/09/2018, 12:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sementara di kawasan Pasifik Selatan, musim siklon terjadi antara November dan April.
Penamaan topan yang tak menyinggung sentimen agama

Badan Meteorologi Dunia, WMO, menetapkan nama siklon tropis di seluruh dunia.

Nama-nama Typhoon Haiyan atau Hurricane Katrina yang banyak menimbulkan korban sudah tak digunakan lagi dan diganti.

Negara-negara di kawasan yang sering dilanda hurricane dan typhoon telah mengirimkan usulan nama ke badan dunia ini.

"Delapan negara di kawasan kami, yang mencakup Teluk Benggala dan Laut Arab, mengirim daftar ke WMO pada awal tahun 2000-an," kata ilmuwan senior badan meteorologi India kepada BBC.

"Sekitar 50% nama siklon sudah cukup lama."

"Perjanjian antara negara-negara di kawasan kami adalah untuk memastikan bahwa nama-nama itu tak menyinggung sentimen agama di negara-negara kami."

Topan Mangkhut merupakan salah satu topan terkuat yang pernah melanda Filipina dalam puluhan tahun terakhir.

Topan ini melanda pesisir China di dekat kota Jiangmen Minggu (16/9/2018). Lebih dari 2,5 juta orang mengungsi di Guangdong dan pulau Hainan.

Ilmu di balik badai

Udara menguap saat terkena panas air laut. Saat udara mulai mendingin, udara terdorong oleh udara hangat di bawahnya.

Gerakan memutar ini menyebabkan angin dengan kecepatan bisa mencapai lebih dari 119 kilometer per jam.

Bila terjadi di luat, badai tropis dapat menyebabkan ombak besar. Dan ombak besar ini dapat menyebabkan banjir, termasuk di kota-kota.

Bila melanda daratan, angin dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan besar, meratakan rumah, merobohkan pohon dan membalikkan mobil-mobil.

Baca juga: Siklon Tropis Mangkhut Terbentuk, Akankah ada Gelombang Tinggi Lagi?

Para ilmuwan mengatakan suhu lautan meningkat dan dapat menyebabkan semakin kuatnya hurricane yang terjadi di masa depan.

Ilmuwan juga mengatakan atmosfir yang lebih panas dapat menyimpan lebih banyak air sehingga badai yang terjadi dapat menumpahkan curah hujan lebih banyak di kawasan yang dilanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau