KOMPAS.com -- Dengan ukuran 305 meter, teleskop radio Arecibo memang masih kalah besar dibandingkan Teleskop Sferikal Apertur lima ratus meter atau Tianyan. Namun, Arecibo adalah teleskop radio terbesar yang beroperasi, setidaknya hingga badai Maria datang.
Pada 20 September 2017, badai Maria menyapu Puerto Rico. Badai kategori empat tersebut membanjiri kota, menghancurkan jembatan dan gedung-gedung, serta meniup pulau tersebut dengan angin berkecepatan 250 kilometer per jam.
Dalam perjalanannya meninggalkan Puerto Rico, mata Maria lewat beberapa kilometer dari kota Arecibo.
(Baca juga: Terlalu Canggih, Teleskop Raksasa Pemburu Alien Kini Telantar)
Meski staf telah bersiap-siap sejak sehari sebelumnya, tetapi listrik Arecibo mati pada pukul 21.00, 19 September 2017, dan memutus kontak staf Arecibo dari dunia luar. Pada hari berikutnya pukul 8.00, telepon di dalam Arecibo pun ikut terputus. Kejadian ini berlangsung hingga 24 jam kemudian.
Untungnya, operator teleskop Angel Vazquez yang berlindung di rumah berhasil masuk ke dalam Arecibo dan berkomunikasi dengan para staf yang telah terkunci selama 36 jam melalui radio gelombang pendek.
Tidak ada staf Arecibo yang terluka akibat badai Maria, tetapi hal yang sama tidak bisa dikatakan mengenai teleskop raksasa tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima Vazquez dari Profesor Pennsylvania State University Jim Breakall, Arecibo kehilangan antena parabola berukuran 12 meter dan mengalami kerusakan substansial pada antena parabola utamanya.
Sebuah antena dengan tinggi 26 meter dan berat 4.500 kilogram yang membantu menfokuskan, menerima, dan mengirim gelombang radio juga terbelah menjadi dua dan jatuh sejauh 500 meter ke antena parabola yang ada di bawahnya sehingga menyebabkan beberapa lubang.
Padahal, antena tersebut pernah digunakan untuk mendeteksi gunung-gunung di permukaan Venus dan masih digunakan dalam studi ionosfer bumi.
Mantan ketua Observatorium Arecibo, Frank Drake, mengatakan, (antena) membantu teleskop Arecibo untuk mencapai sensitivitas terbaik dibandingkan teleskop radar lainnya di dunia. Akibatnya, teleskop tidak akan beroperasi secara sempurna hingga beberapa waktu untuk semua gelombang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.