Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hurricane dan Typhoon, Mengapa Nama Badai dan Siklon Tropis Berbeda?

Kompas.com - 18/09/2018, 12:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Topan Mangkhut yang melanda Luzon, Filipina, menyebabkan lebih dari 60 orang meninggal dunia dan empat orang di China.

Sementara badai atau hurricane Florence di North dan South Carolina, Amerika Serikat, menyebabkan 15 orang meninggal dan lebih dari 400 orang diungsikan.

Kota Wilmington, AS, harus mengungsikan sekitar 400 penduduk. Listrik di sebagian besar kota tersebut padam.

Mengapa badai Florence di Amerika Serikat disebut hurricane dan angin puyuh yang melanda Filipina disebut typhoon?

Baca juga: Beginilah Rupa Badai Florence bila Dilihat dari Luar Angkasa

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena alam yang terjadi di Filipina dan Florence sebenarnya adalah badai tropis atau sikon tropis.

Tetapi mengapa yang satu disebut hurricane dan yang satu typhoon?

Hurricane atau badai adalah sebutan bagi siklon tropis di Samudra Pasifik Selatan, Timur Laut dan Samudra Atlantik utara. Kecepatan angin maksimum lebih dari 119 kilometer per jam, menurut BMKG dalam situsnya.

Sementara typhoon atau topan adalah hurricane yang terjadi di Samudra Pasifik Barat laut.

Kapan disebut hurricane, typhoon dan cyclone (siklon)?

Siklon tropis adalah istilah generik yang digunakan pakar meteorologi.

Siklon berarti angin yang berputar disertai hujan dan petir di perairan subtropis, menurut badan di Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

"Begitu siklon tropis mencapai kecepatan angin 119 kilometer per jam atau lebih kencang, badai ini diklasifikasikan sebagai hurricane, typhoon atau siklon tropis, tergantung dari mana badai berasal," imbuhnya.

Hurricanes dikategorikan dengan kekuatan 1 sampai 5 berdasarkan kecepatan angin.

Seorang warga kota New Bern, Carolina Utara menaiki perahu darurat setelah air di Sungai Neuse yang meluap akibat badai Florence, Kamus (13/9/2018) malam. AFP/CHIP SOMODEVILLA Seorang warga kota New Bern, Carolina Utara menaiki perahu darurat setelah air di Sungai Neuse yang meluap akibat badai Florence, Kamus (13/9/2018) malam.

Kapan terjadi?

Musim hurricane di Samudra Atlantik adalah antara tanggal 1 Juni sampai 30 November.

Lebih dari 95 persen siklon tropis terjadi pada periode ini dan melanda kawasan sekitarnya.

Typhoon atau topan di kawasan Pasifik Barat Daya biasanya terjadi antara Mei sampai Oktober, walaupun topan ini dapat terjadi sepanjang tahun.

Sementara di kawasan Pasifik Selatan, musim siklon terjadi antara November dan April.
Penamaan topan yang tak menyinggung sentimen agama

Badan Meteorologi Dunia, WMO, menetapkan nama siklon tropis di seluruh dunia.

Nama-nama Typhoon Haiyan atau Hurricane Katrina yang banyak menimbulkan korban sudah tak digunakan lagi dan diganti.

Negara-negara di kawasan yang sering dilanda hurricane dan typhoon telah mengirimkan usulan nama ke badan dunia ini.

"Delapan negara di kawasan kami, yang mencakup Teluk Benggala dan Laut Arab, mengirim daftar ke WMO pada awal tahun 2000-an," kata ilmuwan senior badan meteorologi India kepada BBC.

"Sekitar 50% nama siklon sudah cukup lama."

"Perjanjian antara negara-negara di kawasan kami adalah untuk memastikan bahwa nama-nama itu tak menyinggung sentimen agama di negara-negara kami."

Sebuah kendaraan roda tiga yang terbalik terlihat di samping rumah yang hancur setelah Topan Mangkhut mengantam Kota Alcala, provinsi Cagayan, Sabtu (15/9/2018). Topan Mangkhut terus bergerak menerjang China selatan setelah sebelumnya menewaskan sedikitnya 64 orang di Filipina dan menyebabkan kerusakan parah di Hongkong.AFP PHOTO/TED ALJIBE Sebuah kendaraan roda tiga yang terbalik terlihat di samping rumah yang hancur setelah Topan Mangkhut mengantam Kota Alcala, provinsi Cagayan, Sabtu (15/9/2018). Topan Mangkhut terus bergerak menerjang China selatan setelah sebelumnya menewaskan sedikitnya 64 orang di Filipina dan menyebabkan kerusakan parah di Hongkong.

Topan Mangkhut merupakan salah satu topan terkuat yang pernah melanda Filipina dalam puluhan tahun terakhir.

Topan ini melanda pesisir China di dekat kota Jiangmen Minggu (16/9/2018). Lebih dari 2,5 juta orang mengungsi di Guangdong dan pulau Hainan.

Ilmu di balik badai

Udara menguap saat terkena panas air laut. Saat udara mulai mendingin, udara terdorong oleh udara hangat di bawahnya.

Gerakan memutar ini menyebabkan angin dengan kecepatan bisa mencapai lebih dari 119 kilometer per jam.

Bila terjadi di luat, badai tropis dapat menyebabkan ombak besar. Dan ombak besar ini dapat menyebabkan banjir, termasuk di kota-kota.

Bila melanda daratan, angin dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan besar, meratakan rumah, merobohkan pohon dan membalikkan mobil-mobil.

Baca juga: Siklon Tropis Mangkhut Terbentuk, Akankah ada Gelombang Tinggi Lagi?

Para ilmuwan mengatakan suhu lautan meningkat dan dapat menyebabkan semakin kuatnya hurricane yang terjadi di masa depan.

Ilmuwan juga mengatakan atmosfir yang lebih panas dapat menyimpan lebih banyak air sehingga badai yang terjadi dapat menumpahkan curah hujan lebih banyak di kawasan yang dilanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau