Era sudah berganti. Saat ini, para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan toilet dengan lubang seukuran piring kecil yang dilengkapi dengan kipas vakum untuk menyedot kotoran mereka.
Sementara corong terpisah dilengkapi dengan kipas yang menyedot kencing mereka.
Setelah astronot selesai, kotoran mereka akan disimpan dalam kantong plastik dan akhirnya dikirim ke kapal kargo yang terbakar ketika meluncur ke Bumi.
Namun, toilet di ISS juga belum sempurna. Pada 2008 lalu, toilet di ISS sempat mengalami kerusakan.
Hal ini langsung menyebabkan masalah besar. Apalagi itu merupakan satu-satunya toilet di stasiun luar angkasa tersebut.
Beruntung saat itu pesawat ruang angkasa Rusia, Soyuz juga memiliki toilet meski dengan kapasitas terbatas.
Hal ini menandakan masalah toilet rupanya masih jadi isu krusial.
Untuk menangani hal tersbeut, tahun lalu, NASA bahkan meluncurkan Space Poop Challange. Ini merupakan sebuah kompetensi yang ditujukan untuk memecahkan masalah buang air di luar angkasa.
Tujuan utamanya adalah mengatasi masalah jika para astronot harus melakukan perjalanan dengan waktu tak sebentar, seperti ke Mars misalnya. Hadiah utama kompetisi ini bernilai US $ 15.000 atau setara dengan Rp 223,7 juta (kurs saat ini).
Thatcher Cardon, salah satu partisipan menyiapkan purwarupa yang dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai kantong limbah. Bahkan, alat ini bisa membantu astronot mengganti pakaian dalam mereka tanpa harus mencopot kostum astronot mereka.
Sebelum akhirnya kita mengarungi luar angkasa lebih jauh lagi, permasalahan toilet ini nampaknya harus terselesaikan terlebih dahulu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.