KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya NASA mengirimkan sperma manusia ke luar angkasa. Minggu lalu, misi pengiriman bernama misi Micro-11 membawa sperma beku manusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sesampainya di sana, sperma akan dicairkan. Ilmuwan akan mengamati untuk melihat bagaimana lingkungan tanpa gravitasi berpengaruh pada pergerakan sperma sebagai fase dalam pembuahan sel telur.
NASA telah mencoba menjawab pertanyaan tersebut semenjak kita menyadari adanya kemungkinan untuk hidup di luar angkasa atau melakukan perjalanan luar angkasa dalam waktu yang lama. Dapatkan kita bereproduksi di luar angkasa?
Baca juga : Jumlah Sperma Pria Mencerminkan Kondisi Kesehatan
Selain sperma manusia, NASA juga mengirimkan sperma banteng yang bertindak sebagai kontrol kualitas karena aktifitasnya dianggap lebih konsisten dibandingkan dengan sperma manusia.
Dengan mempelajarinya bersama sperma manusia, astronot akan dapat mengetahui apakah terjadi perilaku aneh atau tidak biasa terkait dengan efek mikrogravitasi.
Jika sampel sperma manusia dan banteng terbukti bisa bergerak cukup bebas dan cepat untuk mendekati sel telur, maka para astronot juga akan merekam video percobaan dan mengirim rekaman tersebut kembali ke bumi untuk dianalisis.
Sesudah penelitian selesai, sperma juga akan dikirimkan ke laboratorium University of Kansas untuk diuji lebih lanjut.
Baca juga : Punya Spiral di Ujung Cambuknya, Cara Sperma Fokus ke Sel Telur
Eksperimen ini penting karena percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa tanpa gravitasi, sperma tidak berfungsi.
Lalu, kalaupun sperma ditemukan masih bergerak aktif di luar angkasa, masih ada tantangan terbesar berikutnya yaitu membuat sperma membuahi sel telur.
Meski begitu setidaknya kita sudah mencoba mencari jawabannya. Walaupun masih banyak hal lain yang belum terkuak, seperti apakah mungkin dilakukan hubungan seksual di luar angkasa? Atau bisakah manusia yang lahir bertahan hidup di mikrogravitasi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.