Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejamnya Pembunuh Senyap Polusi Udara dan Tips Melawannya

Kompas.com - 16/09/2018, 13:39 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Data ini dipaparkan dalam The Lancet medical journal, yang dilansir kantor berita AFP. Negara dengan pembangunan industri yang cepat seperti India, Pakistan, China, Banglades, Madagaskar, dan Kenya, tercatat memiliki akumulasi dampak polusi hingga satu orang dari setiap empat kematian.

Polusi Udara, Kesehatan, dan Perubahan Iklim

Polusi udara memicu perubahan iklim, sebaliknya perubahan iklim juga memperparah polusi udara.

Studi yang dipimpin Patrick Kinney, profesor kesehatan perkotaan Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Boston, Amerika Serikat menunjukkan, parahnya polusi udara tetap terjadi walau hanya faktor perubahan suhu yang diperhitungkan.

Perubahan iklim menaikkan suhu rata-rata Bumi. Suhu tinggi meningkatkan kabut asap. Partikel ozon dalam kabut asap akan terbentuk lebih cepat pada suhu tinggi.

Karena itu, perubahan iklim dan polusi udara berdampak bolak-balik.

Polusi udara tak hanya dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti pabrik, tetapi juga kebakaran hutan dan lahan. Asap kebakaran itu bisa menetap lama di atmosfer. "Partikel polutan udara berlaku sama seperti asap rokok," kata Kinney.

Kasus kebakaran hutan dan gambut juga menjadi salah satu faktor tingginya polusi udara di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Sudibyakto, kebakaran hutan dan gambut dapat merusak ekosistem lahan tropika basah dan mempercepat proses perubahan iklim.

World Resources Institute (WRI) menyebut, kebakaran hutan dan gambut di Indonesia menghasilkan emisi harian yang lebih besar daripada Emisi Perekonomian AS secara keseluruhan.

Kondisi ini semakin meningkatkan lonjakan emisi gas rumah kaca karena gambut adalah salah satu penyimpan karbon tertinggi di bumi, yang tertimbun selama ribuan tahun.

Universitas Harvard dan Columbia menyatakan ada 100.300 kasus kematian yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia pada September sampai Oktober 2015. Dari jumlah itu diperkirakan 91.600 kematian ada di Indonesia, 2.200 kasus kematian di Singapura, dan 6.500 kasus kematian di Malaysia.

Baca juga: Dibanding Eropa dan Amerika, Polusi Udara di Asia 9 Kali Lebih Tinggi

Tips jaga kesehatan hadapi perubahan iklim dan polusi udara

Dokter Spesialis anak senior di Bengkulu, Abul Khair, memberikan tips untuk menjaga kesehatan akibat perubahan iklim dan polusi udara.

Hal yang paling penting menurutnya dari sisi kesehatan adalah mengupayakan peningkatan kekebalan tubuh dengan imunisasi.

"Imunisasi penting untuk kekebalan tubuh, seperti imunisasi flu, malaria, dan lain-lain. Memang ini mahal, namun harus diupayakan. Lebih baik kalau pemerintah memberikan gratis seperti di beberapa negara maju," ujarnya.

"Selain itu faktor lingkungan tempat tinggal harus baik dan bersih, dan tidak kalah penting asupan gizi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau