Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kita Perlu Khawatir dengan Penggunaan Bahasa "Anak Jaksel"?

Kompas.com - 13/09/2018, 11:15 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Saat itu, bahasa Inggris mulai diajarkan di sekolah menengah pertama, tapi tidak di Sekolah Dasar.

Beberapa warganet beranggapan bahwa cara berbahasa seperti ini hanya dilakukan oleh para kelas menengah di Jakarta Selatan.

Kata ekonom

Menurut ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, Jakarta adalah pusat pertumbuhan ekonomi nasional, dan pusat pertumbuhan bisnis Indonesia.

"Sekitar 70 persen uang beredar di Jakarta. Jika ada perbaikan karena ekonomi nasional naik, maka dampaknya akan pertama terasa di Jakarta," kata dia.

Dari seluruh wilayah yang ada di Jakarta, sebenarnya Jakarta Selatan bukan pusat perekonomian. Jakarta Utara mendorong pertumbuhan dengan perdagangan, konstruksi, properti dan pelabuhan tersibuk di Indonesia, Tanjung Priuk.

Di Jakarta Timur, pertumbuhan properti terus meningkat, ditambah dengan aktivitas industri di beberapa kawasan, termasuk Pulo Gadung.

Jakarta Selatan justru bukan kawasan yang menjadi pusat ekonomi, tapi justru kawasan konsumtif.

"Profil ekonomi Jakarta Selatan memang sejak dulu terkenal dengan kawasan kelas menengah, dan ketimpangan sosialnya lebih rendah dibandingkan Jakarta Utara," kata Bhima.

Baca juga: Belajar Bahasa dan Musik Bikin Otak Lebih Sehat, Ini Alasannya

Di Jakarta Utara, ketimpangan ekonomi sempat menimbulkan konflik dan menjadi bom waktu.

"Misalnya, kasus 4 November 2017 ketika ada demo yang berujung dengan penjarahan beberapa minimarket," kata dia.

Sementara itu, di Jakarta Selatan berkembang bisnis leisure, yang mengutamakan gaya hidup, gaya berpakaian dan pergaulan.

"Meskipun kelas menengahnya sebenarnya begitu-begitu saja, tidak terlalu berkembang, tapi ketimpangannya antara kaya dan miskin tidak ekstrem, se-ekstrem Jakarta Utara," kata dia.

Nah, demikian explanation Bhima Yudhistira. Do you understand atau tidak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com