Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2018, 18:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Pletzer melupakan ide aslinya dan justru menguji efek pil. Dia mengumpulkan pria dan wanita yang pernah memakai kontrasepsi hormonal, lalu memindai otak mereka.

Apa yang dia temukan sangat mengejutkan. Hasil scan menunjukkan bahwa di beberapa area, otak perempuan yang menggunakan pil berukuran lebih besar daripada mereka yang tidak menggunakan pil. Area ini kebetulan adalah area yang lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan.

Penelitian ini hanya punya sampel yang relatif kecil dan tidak memisahkan kontrasepsi androgenik dan anti-androgenik, jadi Pletzer memperingatkan agar hasilnya tidak dibaca secara berlebihan.

Tetapi penelitian lain juga mengisyaratkan bahwa kedua jenis hormon itu sebenarnya dapat mengubah perilaku kita.

Ternyata perempuan yang mengonsumsi pil dengan progestin androgenik memiliki kefasihan verbal yang lebih rendah (kemampuan untuk menggunakan kata-kata baru). Mereka juga lebih baik dalam kesadaran spasial. Hal ini masuk akal, karena pria dianggap kurang pandai berbicara daripada perempuan dalam situasi tertentu dan memiliki kesadaran spasial yang lebih baik.

Penelitian lain menemukan bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral akan mengingat kisah emosional dengan cara seperti pria, mengingat inti lebih dari detailnya. Mereka juga tidak jago mengenali emosi orang lain, seperti marah, sedih, atau jijik - sama seperti pria.

Temuan ini menguatkan kecurigaan bahwa jenis pil tertentu membuat otak perempuan jadi lebih "maskulin".

Baca juga: Mitos Terbesar tentang Pil KB dan Berat Badan, Bisakah Dipercaya?

Efek progestin anti-androgenik

Mungkin bukti yang paling mencolok berasal dari sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2015.

Kali ini, Pletzer membandingkan otak perempuan yang menggunakan dua jenis pil dengan perempuan yang tidak menggunakannya. Beberapa area otak bahkan lebih besar pada para perempuan yang minum pil yang mengandung progestin anti-androgenik terbaru.

Yang paling penting, perubahan ini tampaknya mempengaruhi perilaku mereka.

Dua area otak sangat membesar: area wajah fusiform, daerah berukuran sebesar kacang yang memproses informasi tentang wajah (dari foto teman sampai kartun), dan area parahipocampal, yang penting untuk mengenali tempat (seperti lanskap kota). Mereka jadi bisa mengenali wajah dengan lebih baik.

Pengenalan wajah biasanya adalah hal yang sangat dikuasai perempuan—bahkan saat bayi— jadi, temuan ini cocok dengan gambaran kontrasepsi oral yang secara halus memengaruhi otak kita. Dalam hal ini, pil anti-androgenik bisa jadi punya efek "memperempuankan".

Sama seperti sebelumnya, beberapa area otak juga lebih besar pada perempuan pengguna pil androgenik, termasuk beberapa area yang bisanya besar pada pria. Semakin lama para perempuan menggunakan pil, semakin besar area-area ini.

Untuk membuat masalah ini jadi lebih rumit, semua pil gabungan mengandung estrogen sintetis, yang membuat jadi feminim. Ini berarti bahwa satu perempuan mungkin mengalami efek 'feminisasi' dan 'maskulinisasi' di otak mereka pada saat yang bersamaan.

Tidak ada yang bisa memperkirakan bahwa ubi yang jelek itu akan melahirkan revolusi feminis. Pil ini berulang kali disebut penemuan terbesar abad ke-20 dan disebut sebagai faktor yang meningkatkan sepertiga upah perempuan sejak 1960-an.

Baca juga: Jenis Pil KB Pengaruhi Frekuensi Hubungan Seks?

Tetapi pil kontrasepsi mungkin memiliki sisi gelap.

Seperti yang ditulis Pletzer pada tahun 2014, ketika atlet menggunakan steroid, kita menyebutnya 'doping'—itu dianggap penyalahgunaaan dan dikecam keras oleh masyarakat. Namun pada saat yang sama, kita senang jutaan perempuan mengkonsumsi hormon ini setiap hari, terkadang sejak masa pubertas hingga menopause.

Para ilmuwan belum tahu apakah efek dari pil di otak pun berdampak pada perilaku kita. Tapi mungkin sudah saatnya kita mengujinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com