Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi bila Pesawat Dipenuhi Orang Sakit? Ahli Jelaskan

Kompas.com - 06/09/2018, 12:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah pesawat dari Dubai dikarantina selama beberapa jam di New York karena sekitar 100 penumpang termasuk awak pesawat mengeluh sakit.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) seperti dilansir The Washington Post, Rabu (5/9/2018), mereka semua mengeluhkan batuk, demam, dan sakit perut selama melakukan perjalanan dengan Emirates Airline, EK203.

549 orang yang ada di pesawat EK203 langsung dievalusi dan dilakukan pengecekan suhu. Jelang dini hari, semua orang dipulangkan kecuali 11 orang yang dilarikan ke rumah sakit, yakni tiga penumpang dan tujuh anggota kru penerbangan ke rumah sakit.

Baca juga: Influenza Diduga Bikin Banyak Kru dan Penumpang Emirates Jatuh Sakit

"Sampai saat ini kami terus mengevaluasi dan mencari tahu penyebabnya. Tetapi gejala menunjukkan tanda-tanda flu," ujar Eric Phillips, sekretaris pers untuk Walikota New York City dalam twitnya.


Dari kejadian ini, mungkin Anda akan bertanya-tanya, bagaimana jika kita sakit selama melakukan perjalanan udara dan apa yang terjadi begitu mendarat?

"Hingga saat ini kami masih melakukan penyelidikan. Seperti nyamuk yang menyebarkan malaria, pesawat juga bisa menjadi vektor penyakit, yang menyebarkan (penyakit) dari satu negara ke belahan dunia lainnya," ujar Allen Parmet, pengajar di Program Keselamatan dan Keamanan Penerbangan USC dilansir The Verge, Rabu (5/8/2018).

Pria yang juga bekerja sebagai konsultan pengobatan aerospace mengatakan, kasus seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Terlebih penduduk bumi sudah berpergian mengelilingi dunia selama ribuan tahun, mereka membawa cacar ke Amerika atau menyebarkan wabah ke Eropa.

Hal yang membedakan sekarang adalah kecepatannya. Lewat pesawat terbang, proses penularan penyakit juga semakin cepat terjadi. "Ini menjadi tantangan unik untuk mengobati dan memantau wabah," katanya.

Untuk membahas lebih lanjut bagaimana infeksi menyebar dengan cepat di pesawat hingga menumbangkan ratusan orang, kami telah merangkum hasil wawancara The Verge dengan Permet. Berikut ulasannya.

Seberapa umumkah penumpang batuk di pesawat?

Saat ada penumpang pesawat yang sakit, entah infeksi pilek atau pernapasan, mereka memiliki alergi.

Aspek lainnya adalah kelembaban udara saat pesawat melaju sangat rendah. Kita membutuhkan sekitar 40 persen kelembaban untuk merasa nyaman. Kurang dari itu tenggorokan dan mata akan terasa kering dan tidak nyaman, terutama bagi Anda yang menggunakan lensa kontak.

Jadi sebenarnya cukup umum bila ada seseorang yang batuk di pesawat.

Seberapa cepat infeksi menyebar di pesawat?

Jawabannya tidak terlalu (cepat), tergantung seberapa kering lingkungan. Lingkungan yang sangat kering akan membunuh bakteri sensitif seperti Legionnaires, sebab itu sangat sulit untuk menyebarkan bakteri di lingkungan kering.

Misalnya virus batuk atau bersin. Pertama, titik-titik kecil yang keluar saat bersin atau batuk akan menguap mengikuti aliran udara. Aliran udara di dalam pesawat terbang bergerak sangat cepat, kemudia virup akan menempel di langit-langit dan lantai di semua pesawat modern.

Pada tingkatan apa gejala batuk menjadi mengkhawatirkan?

Itu pertanyaan yang sulit dijawab karena kami tidak memiliki pengawas kesehatan di pesawat terbang. Hal seperti ini harus dilihat secara langsung, bagaimana batuk mereka, apakah mereka memproduksi dahak atau sputum berdarah. Semua harus diperiksa secara langsung.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau