Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Lumba-Lumba Ditemukan Berkomunikasi dengan Spesies Lain

Kompas.com - 01/09/2018, 20:07 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seekor lumba-lumba yang hidup di Firth of Clyde, Skotlandia, dilaporkan mampu menyesuaikan vokalisasinya untuk berkomunikasi dengan kelompok porpoise yang ada di daerah tersebut.

Untuk diketahui, porpoise adalah jenis lumba-lumba yang tidak memiliki sirip. Dari karakteristiknya, porpoise sangat berbeda dengan lumba-lumba.

Jika lumba-lumba identik sangat interaktif dengan manusia, porpoise justru kebalikannya, mereka hewan yang sangat pemalu.

“Ini akan menjadi pertama kalinya lumba-lumba biasa, baik di penangkaran atau liar, menunjukkan kemampuan untuk belajar sesuatu, yang mana ia belajar meniru spesies lain," ungkap Mel Cosentino, mahasiswa PhD dari University of Strathclyde, yang temuannya ini sedang dalam telaahan.

Baca juga: Frustrasi Ingin Kawin, Zafar Si Lumba-lumba Lampiaskan Hasrat ke Turis

Lumba-lumba yang dibicarakan diberi nama panggilan Kylie. Kylie sudah 17 tahun hidup sendiri, berenang di antara pulau Fairlie dan Cumbrae. Diasumikan, alasan mengapa ia hidup sendiri begitu lama karena terpisah dari kelompoknya.

Pada dasarnya, area ini jarang dikunjungi lumba-lumba moncong pendek (Delphinus delphis) seperti Kylie, sehingga tampaknya ia telah beradaptasi untuk dapat berbicara dengan sekolompok cetacea lain yaitu porpoise.

Untuk menguji perubahan dalam repertoar akustik Kylie, David Nairn dan tim dari Clyde Porpoise CIC merekam klip vokalisasi lumba-lumba dan porpoise menggunakan sepasang mikrofon bawah air, yang kemudian diekstraksi menggunakan algoritma khusus.

Metode ini memungkinkan Cosentino untuk menganalisis rekaman dan membandingkan suara-suara yang dibuat Kylie ketika dia berinteraksi dengan porpoise saat sendirian.

Penelitian pada ekolokasi lumba-lumba—yang digunakan untuk berburu dan navigasi—mungkin terbatas. Namun dari apa yang di ketahui, sonarbiologi lumba-lumba cenderung tetap di bawah 100 KHz. Sebagai perbandingan, vokalisasi porpoise terbatas pada ekolokasi frekuensi tinggi yang mencapai 130 KHz.

Baca juga: Hasil Kawin Silang Lumba-lumba dan Paus Ditemukan di Hawaii

Menariknya, ketika Kylie berada di hadapan porpoise, tercatat Kylie sering membuat ekolokasi lebih dari 100KHz. Terlebih lagi, beberapa ekolokasinya lebih dari 130KHz. Frekusensi ini semua terjadi jauh lebih sering ketika Kylie bersama dengan porpoise daripada ketika tidak bersama mereka.

Diasumsikan, Kylie telah mengadaptasi vokalisasi porpoise untuk berkomunikasi.

Perlu lebih banyak rekaman audio Kylie demi mendukung temuan ini sebelum dapat diajukan untuk telaahan. Peristiwa ini juga sebenarnya bukan yang pertama kalinya mamalia air mengadaptasi suara untuk memberikan manfaat bagi kerabat antar spesies.

"Beberapa spesies cetacea, seperti lumba-lumba hidung botol, ikan paus Beluga, dan paus pembunuh, memiliki kemampuan untuk mengubah repertoar akustik mereka sebagai hasil interaksi dengan spesies lain," jelas Cosentino seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (29/08/2018).

Ia menambahkan, kasus ini cenderung lebih banyak terlihat di dalam penangkaran. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2014 mengungkapkan bahwa sekelompok orca di dalam penangkaran mampu menyesuaikan pola bicara mereka untuk berkomunikasi dengan sekelompok lumba-lumba hidung botol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com