Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libatkan Warga Kanada, Ahli Ungkap Migrasi Laba-laba Paling Beracun

Kompas.com - 12/08/2018, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Para ilmuwan Kanada menemukan dalam 60 tahun terakhir laba-laba janda hitam atau black widow spider (Latrodectus mactans) telah bermigrasi sejauh 31 mil atau sekitar 50 kilometer ke utara, tepatnya ke Kanada Selatan.

Para ahli yakin, perpindahan laba-laba janda hitam disebabkan oleh perubahan iklim.

Untuk diketahui, laba-laba janda hitam dikenal memiliki racun yang 15 kali lipat lebih berbahaya dibanding ular berbisa.

Bila seseorang digigit spesies ini, maka akan muncul sakit, nyeri, dan lumpuhnya diafragma yang membuat sulit bernapas.

Baca juga: Punya 8 Mata, Inilah Warna yang Bisa Dilihat Laba-laba

Dalam temuan yang terbit di jurnal PLOS One, Rabu (8/8/2018), tim menggunakan data dari warga untuk membuat peta distribusi spesies laba-laba terbaru.

Peta distribusi spesies, yang menunjukkan kisaran geografis spesies tertentu, biasanya dikumpulkan dari data yang dikumpulkan oleh ahli biologi di lapangan.

Namun, metode ini disebut memakan waktu lama, membosankan, dan sering kali tidak mencukupi target, sehingga data cenderung tidak akurat.

Sebab itulah, tim peneliti yang dipimpin oleh Yifu Wang dari McGill University, Montreal, membuat peta distribusi spesies terbaru dengan melihat koleksi museum di Amerika Utara, dan dengan menggunakan sumber daya yang sering diabaikan, yakni data dari bukan ilmuwan yang dikumpulkan lewat smartphone.

"Dalam proyek kami, data sains dari warga sangat penting dalam memodelkan distribusi laba-laba," kata Christopher Buddle, salah satu penulis studi dan profesor di McGill University dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Sabtu (11/8/2018).

Menurut buddle, cara ini sangat menarik dan sangat bermanfaat untuk menemukan spesies di suatu tempat.

"Metode ini mengubah cara kami melakukan penelitian," kata ahli.

Diwartakan Gizmodo, Kamis (9/8/2018), ahli menggunakan uji statistik dan alat pemodelan untuk menghapus anomali atau pengamatan yang dipertanyakan dari database, yang mencakup pengamatan yang dilakukan dari tahun 1960 hingga 2016.

Data yang dihasilkan oleh ilmuwan warga mulai muncul setelah tahun 1990.

Tim juga membandingkan peta distribusi yang diperbarui dengan yang sebelumnya. untuk melihat bagaimana laba-laba janda hitam berubah dari waktu ke waktu.

Proses yang sama digunakan untuk memetakan lokasi dan penyebaran laba-laba lain, yakni laba-laba berkulit hitam (Sphodros niger).

Kedua data ini dianggap sebagai peta distribusi pertama yang dapat diandalkan dari dua spesies, yang menunjukkan pentingnya data yang dikumpulkan oleh orang-orang tanpa pelatihan ilmiah.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Laba-laba Ini Tumbuh 2 Kali Lebih Besar

Para ahli berharap, cara ini juga dapat digunakan ilmuwan lain untuk mempelajari distribusi suatu spesies, terutama ketika banyak spesies mengubah perilakunya karena perubahan iklim.

Menurut Buddle, teknik penelitian yang dilakukannya lebih efisien dan menghemat biaya, dibanding harus mengirim ilmuwan ke lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau