KOMPAS.com – Laba-laba memang punya delapan mata. Namun kemampuan melihat mereka kurang, khususnya untuk menanggapi warna.
Meski begitu, laba-laba punya cara sendiri dalam menanggapi warna. Misalnya saja laba-laba merak yang belum lama ini diketahui menggunakan warna terang dari tubuhnya untuk menarik lawan jenis.
Lalu, bagaimana dengan laba-laba lain, misalnya laba-laba serigala yang hanya memiliki warna cokelat?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para ahli biologi dari University of Cincinnati mempelajari laba-laba serigala. Mereka ingin mengetahui apakah spesies itu dapat merespon warna.
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Laba-laba Ini Tumbuh 2 Kali Lebih Besar
Tim yang dipimpin George Uetz seorang profesor biologi dari University of Cincinnati telah mempresentasikan temuan mereka dalam pertemuan American Arachnological Society di University of Michigan.
"Asumsi selama ini, laba-laba serigala tidak memperhatikan warna. Tapi kami menemukan fakta berbeda," kata Uetz, dilansir Science Daily, Selasa (31/7/2018).
"Kita perlu melihat lebih dekat pada neurobiologi mata mereka. Kita perlu memahami apa fungsi retina mereka," imbuhnya.
Seperti kebanyakan laba-laba lain, laba-laba serigala memiliki empat pasang mata. Beberapa matanya memiliki lensa reflektif atau disebut juga tapetum yang berkilau di cahaya terang.
Uetz menjelaskan, kebanyakan manusia memiliki penglihatan trikromatik, yakni sel-sel retina yang disebut juga sel kerucut. Dengan sel kerucut itu, kita mampu melihat warna merah, hijau, dan biru.
Namun, hal itu tidak terjadi pada laba-laba serigala. Mereka hanya bisa melihat warna hijau dan ultraviolet.
"Ini berarti, laba-laba serigala sebenarnya buta warna. Namun, mereka sangat sensitif terhadap cahaya gelombang hijau," kata Uetz.
Dalam penelitiannya, para ahli mengamati bagaimana laba-laba bereaksi saat melihat video laba-laba yang sedang merayu lawan jenisnya untuk kawin. Di sini, ahli memanipulasi warna latar belakang, kontras, dan intensitas video.
Melalui metode ini, diharapkan ahli dapat menjawab berbagai pertanyaan. Misalnya, apakah laba-laba yang diuji bereaksi terhadap laba-laba lain dengan warna monokrom? Atau bagaimana jika kontrasnya diperbesar?
Mereka menemukan bahwa laba-laba betina cenderung merespon video laba-laba jantan yang memiliki kontras sangat tinggi.
Laba-laba betina juga merespon lebih baik pada warna dan monokrom daripada versi abu-abu. Hal ini menunjukkan warna memberikan pengaruh bagi laba-laba.
Baca juga: Benarkah Racun Laba-laba Pertapa Cokelat Bikin Seseorang Diamputasi?
"Laba-laba betina lebih mementingkan intensitas daripada warna. Namun, untuk laba-laba jantan, warna juga penting. Ini adalah sesuatu yang aneh," kata Uetz.
Temuan lain yang mengejutkan adalah penglihatan laba-laba dapat beradaptasi dengan perubahan musim.
“Itu masuk akal. Misalnya saja saat tidak ada daun di pepohonan, spektrum cahaya bisa meluas. Namun, saat musim berubah dan daun kembali tumbuh, laba-laba harus bisa melihat kontras terhadap banyak latar belakang warna,” jelas Uetz.
Laba-laba menjadi objek yang dipelajari oleh Uetz. Sebagian besar dari karirnya, ia mempelajari perilaku, penglihatan, dan kepribadian laba-laba. Dalam semua studinya, ia hampir selalu menemukan sesuatu yang baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.