KOMPAS.com – Meskipun dikategorikan sebagai primata, konstruk tulang lemur asli Madagaskar atau kerap disebut aye-aye justru lebih menyerupai hewan pengerat tupai.
Hal inilah yang memicu penelitian terbaru. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan mengukur sejauh mana aye-aye telah berevolusi hingga menyerupai tupai.
Para peneliti dari University of York kemudian menggunakan pemindaian mikro-resolusi tinggi untuk menggambarkan tengkorak dari dua spesies tersebut.
Selanjutnya, mereka memetakan dan memodelkan tingkat konvergensi dalam fitur fisik keduanya.
Jenis Makanan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tuntutan kebutuhan makanan membuat aye-aye berevolusi pada gigi bagian depannya hingga menyerupai karakteristik tupai.
Pada aye-aye, dua gigi depan berevolusi untuk menjadi lebih kuat agar dapat menggigit kulit pohon demi mengambil larva kumbang pohon sebagai makanannya.
Sama halnya pada tupai yang menggunakan dua gigi depannya untuk memecahkan kacang.
Hal ini menunjukkan bagaimana gaya hidup dan ekologi dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap cara suatu spesies mengesampingkan bentuk leluhurnya.
Dr Philip Cox dari Departemen Arkeologi di Universitas York mengatakan, contoh evolusi konvergen ada pada lumba-lumba dan hiu.
Meskipun termasuk dalam kelompok biologis yang terpisah, lumba-lumba dan hiu memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan tujuan bergerak secara efisien di dalam air.
"Aye-aye dan tupai telah menjadi contoh konvergensi yang ikonik karena gigi mereka yang serupa," ungkap Dr Cox dikutip dari Science Daily, Rabu (01/08/2018).
"Tetapi penelitian kami telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa evolusi tengkorak dan rahang mereka juga memiliki kecocokan," imbuhnya.
Baca juga: IUCN: Lemur Resmi Jadi Primata Paling Terancam Punah di Dunia
Kekuatan Gigitan
Cox menambahkan, evolusi tengkorak aye-aye tidak hanya digunakan sebagai rumah gigi aja, melainkan juga untuk menciptakan kekuatan besar pada gigitannya.