KOMPAS.com - Seperti yang kita tahu, merokok adalah salah satu kebiasaan yang tidak sehat. Bahkan, pada peringatan di bungkusnya, sudah menjelaskan bahwa merokok bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Namun tahukah Anda, selain merokok, ada hal-hal yang juga bisa menjadi "pembunuh senyap"? Banyak hal di antaranya berasal dari gaya hidup manusia yang menetap dan terisolasi.
Dirangkum dari Science Alert, Selasa (24/07/2018), menurut sains, lima hal berikut bisa berisiko kematian.
1. Kesepian
Tak bisa dipungkiri saat ini kita hidup di era media sosial dan teknologi. Tapi, kedua hal ini seperti pedang bermata dua.
Selain membuat orang yang jauh terasa lebih dekat, media sosial sering kali justru menjauhkan orang yang dekat.
Memudarnya kontak langsung ini, menurut ahli bedah umum Vivek Murthy, membuat banyak orang kesepian.
Sayangnya, hal ini bahkan bisa mematikan.
Hal ini dibuktikan dari penelitian Julianne Holt-Lunstad, profesor psikologi Brigham Young University.
Dia menemukan bahwa kesepian mengurangi rentang kehidupan setara dengan merokok 15 batang rokok sehari.
2. Duduk
Siapa sangaka kegiatan sederhana seperti duduk juga bisa meningkatkan risiko kematian seseorang. Tentu kegiatan yang dimaksud adalah duduk seharian.
Baca juga: Terbukti, Konsumsi Tinggi Garam Perbesar Risiko Kematian Pengidap Hipertensi
Dengan kata lain, seseorang terlalu lama duduk dan kurang gerak.
Dalam sebuah penelitian tahun 2014, duduk sepanjang hari meningkatkan risiko untuk beberapa penyakit kanker.
Para peneliti melakukan meta-analisis data dari empat juta orang. Data yang diambil di antaranya seberapa sering peserta duduk untuk menonton TV, bekerja, dan pulang-pergi.
Hasilnya, setiap dua jam peningkatan waktu duduk meningkatkan risiko orang untuk terkena kanker usus besar, endometrium, dan paru-paru, terlepas dari apakah mereka masih berolahraga di siang hari.
3. Begadang
Selain duduk, masalah tidur juga bisa meningkatkan risiko kematian seseorang. Gangguan tidur seperti insomnia sering kali membuat orang begadang atau terus terjaga sepanjang malam.
Padahal, Profesor Valery Gafarov, dari Organisasi Kesehatan Dunia, mencatat pada tahun 2015 bahwa tidur yang tidak cukup meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung ke derajat yang sama seperti penggunaan rokok biasa.
"Tidur yang buruk harus dianggap sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk penyakit kardiovaskular bersama dengan merokok, kurang olahraga, dan pola makan yang buruk," katanya.
4. Tanning
Untuk mengikuti tren, beberapa orang rela mengubah warna kulitnya. Salah satu tren yang berkembang adalah tanning atau menggelapkan kulit.
Banyak orang yang melakukan indoor tanning. Ternyata kegiatan ini juga menyimpan risiko kematian yang lebih tinggi.
Baca juga: Studi Baru Temukan, Kehilangan Pasangan Tingkatkan Risiko Kematian
Pada tahun 2014, peneliti menerbitkan sebuah studi di JAMA yang menemukan tanning indoor sendiri menyebabkan lebih banyak kasus kanker kulit daripada merokok dengan kanker paru-paru.
"Mengingat banyaknya kasus kanker kulit yang disebabkan tanning indoor, temuan ini menyoroti masalah kesehatan masyarakat yang utama," para peneliti menulis.
5. Pola Makan Buruk
Pola makan dan jenis makanan sudah sejak lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.
Pada 2016, peneliti yang mempelajari risiko kematian dari pola makan yang buruk menyimpulkan tingkat kematian melebihi tingkat alkohol, obat-obatan, hubungan seks tanpa kondom, dan kombinasi tembakau.
Itu karena pola makan buruk bisa menyebabkan sejumlah penyakit fatal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.