Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkrut Tingkatkan Risiko Kematian Dini, Menurut Studi Terbaru

Kompas.com - 06/04/2018, 07:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Bagi Anda pencinta film televisi tentu tidak asing dengan adegan kebangkrutan mendadak yang berujung dengan meninggalnya seorang tokoh. Mungkin banyak orang tak menyangka bahwa adegan tersebut ternyata memang benar adanya.

Dalam sebuat penelitian terbaru, para peneliti menemukan bahwa kebangkrutan mendadak meningkatkan risiko kematian dini.

Menurut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA tersebut, ketika orang kehilangan 75 persen atau lebih kekayaan alias bangkrut, mereka lebih mungkin meninggal lebih awal dibanding dengan orang yang kekayaannya stabil.

Temuan ini didapatkan para peneliti setalah memeriksa bagaimana kehilangan stabilitas keuangan berdampak pada kesehatan seseorang dari waktu ke waktu. Lindsay Pool, salah satu peneliti yang terlibat menyebut bahwa dia dan koleganya mengamati lebih dari 8.700 orang berusia 51 hingga 61 tahun untuk penelitiannya kali ini.

Baca juga: FCTC Tak Bikin Bangkrut Perusahaan Rokok

Para peneliti melihat bagaimana peserta yang mengalami "kejutan kekayaan negatif" atau kehilangan 75 persen atau lebih dari total asetnya. Hasilnya, ternyata kejutan tak menyenangkan itu mempengaruhi kematian seseorang.

Dengan masa penelitian 20 tahun, para peneliti melihat 25 persen orang yang bangkrut memiliki peningkatan risiko kematian.

"Ini adalah sesuatu yang jutaan orang lalui," ungkap Pool yang merupakan asisten profesor penelitian obat dan pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine, AS dikutip dari Time, Selasa (03/04/2018).

"Ini bukan hal yang langka," tegasnya.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang dengan penghasilan rendah memiliki risiko kematian 67 persen. Ini menegaskan bahwa kemiskinan memang mempengaruhi kesehatan dan kehidupan seseorang.

Meski begitu, para peneliti terkejut bahwa kebangkrutan memiliki risiko kematian dini yang sama dengan hal itu.

Selain itu, hubungan antara kerugian finansial dan risiko kematian juga sama di seluruh tingkat penghasilan awal setiap orang.

"Ini bukan penelitian tentang segelintir orang," kata Pool.

Meskipun data menunjukkan bahwa kebangkrutan mempengaruhi risiko kematian seseorang, tapi temuan ini tidak melihat hal itu berdampak langsung pada kesehatan seseorang.

Baca juga: Tanggung Biaya Kesehatan Perokok, Indonesia Bisa Bangkrut

"Hipotesisnya adalah bahwa syok atas kehilangan kekayaan menimbulkan stres, dan stres kronis dalam jangka panjang bisa mempengaruhi hampir semua sistem organ," jelas Pool.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau