KOMPAS.com - Menurut pakar geologi, saat ini kita sedang berada di pertengahan zaman geologi baru, namanya Meghalayan.
Dalam keterangan International Union of Geological Sciences (IUGS), Meghalayan dimulai sejak 4.200 tahun lalu. Di mana saat itu terjadi kekeringan global yang menghancurkan seluruh peradaban di bumi.
Meghalayan merupakan zaman paling baru yang diklasifikasikan dalam seri atau kala Holosen. Seperti pengumuman yang dirilis IUGS pada Jumat (13/7/2018), artinya seri Holosen memiliki tiga tahapan umur geologi.
Seri Holosen tertua disebut Greenlandian, terjadi sekitar 11.700 sampai 8.326 tahun yang lalu. Holosen tengah disebut Northgrippian, terjadi sekitar 8.326 tahun sampai 4.200 tahun yang lalu. Terakhir adalah Meghalayan yang dimulai pada 4.200 tahun lalu sampai sekarang.
Baca juga: Ikuti Langkah Manusia, Sekelompok Monyet Panama Masuki Zaman Batu
Dilansir Live Science, Rabu (18/7/2018), ahli geologi telah membagi dan menamai semua sejarah bumi sejak 4,54 miliar tahun lalu secara sistematis dan memuatnya dalam International Chronostratigraphic Chart.
Semuanya telah dikelompokkan sesuai dengan skala waktu geologi. Berturut-turut skala waktu geologi dari yang terlama sampai terpendek adalah eon atau kurun, era atau masa, periode, dan kala/seri.
Menurut para ahli, saat ini kita berada di eon Fenerozoikum, era Kenozoikum, periode Kuarter, dan seri Holosen Meghalayan.
Dalam keterangan yang disampaikan IUGS lewat unggahan twitter mereka, zaman Meghalayan terjadi pada 4.250 tahun yang lalu sampai saat ini.
Sebelumnya, IUGS mengatakan bahwa Meghalayan terjadi sejak 4.250 tahun lalu sampai tahun 1950. Namun, pernyataan itu telah diralat oleh mereka.
The latest version of the International Chronostratigraphic Chart/Geologic Time Scale is now available! New #Holocene subdivisions: #Greenlandian (11,700 yr b2k)#Northgrippian (8326 yr b2k)#Meghalayan (4200 yr before 1950) https://t.co/IhvZHfHnWh#ChronostratigraphicChart208 pic.twitter.com/8Pf9Dnct7h
— IUGS (@theIUGS) July 13, 2018
Sebagai informasi, keterangan twit tersebut salah. Seperti kita lihat, IUGS mengatakan bahwa Meghalayan terjadi sejak 4.250 tahun lalu sampai tahun 1950. Namun, pernyataan itu telah diralat oleh mereka.
"Koreksi: Greenlandian (11.700-8.326 tahun lalu), Northgrippian (8.326-4.200 tahun lalu), Meghalayan (sejak 4.200 tahun lalu). Meghalayan masih terjadi hingga saat ini, tidak hanya sampai 1950)," tulis IUGS dalam twitnya.
Bagaimana caranya membagi usia bumi?
"Untuk menentukan waktu awal setiap usia bumi, kami melihat jejak kimia unik yang ditemukan dalam sampel batuan dari waktu itu. Setiap jejak berhubungan dengan peristiwa iklim yang besar," kata IUGS dalam sebuah pernyataan.
Misalnya saja Greenlandian, usia tertua dalam seri Holosen terjadi sejak 11.700 tahun lalu, saat bumi meninggalkan zaman es.
Menurut laporan BBC, Northgrippian dimulai pada 8.300 tahun lalu, saat Bumi tiba-tiba mulai mendingin, gletser di Kanada mencair dan mengalir sampai Atlantik Utara. Fenomena ini mengganggu arus lautan.
Sedangkan Meghalayan dimulai 4.250 tahun yang lalu, saat peradaban bersejarah di seluruh dunia hancur. Ini termasuk hancurnya peradaban Mesir, Yunani, Suriah, Palestina, Mesopotamia, Lembah Indus, dan Lembah Sungai Yangtze. Terjadi kekeringan selama 200 tahun, kemungkinan dipicu oleh pergeseran lautan dan sirkulasi atmosfer.
Asal usul nama Meghalayan
Ahli geologi memilih nama Meghalayan karena sampel batuan yang mereka analisis berasal dari Meghalaya, sebuah negara bagian di wilayah timur laut India. Nama Meghalaya berasal dari bahasa Hindi dan Sansekerta yang berarti rumah awan.
Dengan menganalisis stalagmit yang tumbuh di dasar Goa Mawmluh, para ahli geologi menemukan masing-masing lapisan stalagmit memiliki tingkat isotop oksigen yang berbeda atau memiliki jumlah neutron yang berbeda.
The stalagmite from India with the GSSP for the base of the Meghalayan Stage (beginning of Meghalayan Age).https://t.co/ginCzDbKYS#Holocene #Meghalayan #GSSP pic.twitter.com/VV82P9AYVR
— IUGS (@theIUGS) July 14, 2018
Perubahan inilah yang menandai melemahnya kondisi monsun atau angin yang berhembus secara perioden dari waktu ke waktu.
"Pergeseran isotop mencerminkan adanya penurunan curah hujan monsun sebanyak 20 sampai 30 persen," kata Mike Walker, profesor emeritus ilmu kuaterner di University of Wales, Inggris, yang memimpin penamaan usia bumi kepada BBC via Live Science.
Walker menambahkan, dua pergeseran paling menonjol terjadi sekitar 4.300 sampai 4.100 tahun yang lalu. Dari angka tersebut, ahli kemudian mengambil titik tengah dimulainya masa Meghalayan, yakni 4.200 tahun lalu.
Baca juga: Ilmuwan Temukan 1.000 Triliun Ton Berlian di Bawah Permukaan Bumi
Masih kontroversi
Meghalayan sudah diperkenalkan sejak enam tahun lalu, dalam studi yang terbit di Journal of Quaternary Science edisi Agustus 2012.
Terkait penamaan dan pengukuran usia bumi, beberapa ahli geologi menyebut hal ini terlalu dini dilakukan. Menurut mereka, masih belum terbukti jelas apakah perubahan iklim yang terjadi di masa lalu benar-benar dirasakan secara global.
Sementara itu, IUGS pernah mengatakan dalam twitternya tentang zaman Anthropocene. Ini merupakan periode geologi yang ditandai oleh dampak dramatis manusia terhadap bumi. Namun, nama ini belum diresmikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.