Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Astronot Eropa Harus Bisa Bahasa Mandarin

Kompas.com - 23/07/2018, 11:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

"Kami berbicara banyak bahasa, kami memiliki kesadaran antar-budaya dan kami adalah perekat yang sempurna untuk membawa China ke dalam ruang keluarga internasional yang besar ini," tegasnya.

Baru-baru ini China menandatangani perjanjian dengan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Ruang Angkasa untuk membuka stasiun ruang angkasa baru bagi penelitian internasional.

Ini juga bisa diperluas pada peluncuran astronot, dengan cara yang mirip dengan program Soviet Intercosmos tahun 1970-an dan 80-an, yang melihat astronot dari negara-negara sekutu - termasuk Mongolia, Kuba, Afghanistan dan Suriah - terbang ke stasiun ruang angkasa Rusia.

"Kesan saya adalah bahwa setiap negara di dunia yang ingin meluncurkan astronotnya, dapat menghubungi China melalui PBB dan berpotensi pergi ke ruang angkasa," kata Maurer.

"Bukan hanya orang Eropa, tetapi negara-negara berkembang yang mungkin tidak memiliki program astronot saat ini," ujarnya.

Baca juga: Astronot NASA Ungkap Kengerian Toilet di Stasiun Luar Angkasa

Misi Co-Pilot

Eropa berada di garda terdepan dalam permainan ini dan, dalam beberapa bulan mendatang, astronot ESA akan memulai pelatihan di kapsul China. Mereka berharap salah satu di antara anggota ESA bisa mendapat posisi co-pilot pada misi masa depan.

"Di Soyuz, kursi kiri adalah co-pilot, jadi kami pergi ke China dan mengatakan kami perlu bernegosiasi keras untuk memastikan kami mendapatkan kursi sebelah kiri itu," jelas Maurer.

"Dan mereka berkata 'oh, oke, tidak masalah' ... dan kami pikir itu terlalu mudah ... sampai kami menyadari [di Shenzhou] kursi sebelah kanan adalah co-pilot," tambahnya.

Maurer berharap akan membuat penerbangan ruang angkasa pertamanya ke ISS pada 2020.
Setelah itu ia akan diposisikan dengan baik untuk menjadi salah satu astronot asing pertama yang terbang bersama Taikonauts ke stasiun China pada sekitar 2023.

Sebagian karena kebijakan diplomatik pemerintahan AS saat ini, NASA tidak mungkin mulai bekerja sama secara terbuka dengan program luar angkasa China dalam waktu dekat.

Dalam jangka panjang, bagaimanapun, dengan Amerika dan China sama-sama punya misi menjelajah pertanyaannya ruang angkasa, maka kesempatan keduanya bekerja sama mungkin terjadi.

"Begitu kita melihat melampaui orbit Bumi ke Bulan atau Mars, kita membutuhkan semua mitra yang dapat kita temukan di planet ini karena semakin sulit, lebih mahal dan kita membutuhkan teknologi terbaik," kata Maurer.

"Kami bertujuan untuk membawa China ke dalam keluarga dan stasiun penelitian bulan depan - semakin banyak yang kita miliki dalam keluarga, kita akan jadi semakin baik," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau