Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Mati Misterius dari Zaman Firaun yang Bikin Heboh Akhirnya Dibuka

Kompas.com - 20/07/2018, 17:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Dua pekan lalu arkeolog di Mesir menemukan sarkofagus atau peti mati kuno berukuran raksasa yang terbuat dari batu granit hitam di Iskandariyah, Mesir.

Peti yang dikubur di kedalaman 4,9 meter di bawah itu tidak pernah disentuh selama 2.000 tahun. Sejak saat itu banyak rumor beredar terkait siapa yang dimakamkan dalam peti itu.

Banyak yang percaya, peti itu merupakan peristirahatan terakhir tokoh penting, tokoh berpengaruh, atau mungkin orang kaya di masanya. Berbagai rumor pun beredar sejak saat itu.

Ada  yang mengira peti mati ini berisi jenazah Iskandar Agung, sementara yang lain mengatakan jangan-jangan peti ini berisi kutukan maut.

Baca juga: Misteri Mesir: Ahli Temukan Peti Mati Kuno Berukuran Raksasa

Setelah dibuka dan dilakukan penelitian, ternyata bukan keduanya.

Isi peti mati ini adalah tiga kerangka dan air selokan berwarna merah kecokelatan.

Kementerian yang mengurusi benda-bendo kuno di Mesir secara khusus menunjuk tim yang ditugaskan untuk membuka peti mati yang ditemukan di satu daerah konstruksi tersebut.

Menurut media Mesir El-Watan,saat peti baru terbuka sekitar lima sentimeter, anggota tim yang ditugaskan langsung mencium bau busuk yang sangat menyengat dari dalam peti.

Begitu tajamnya, seluruh anggota tim angkat kaki dan menjauh dari peti.

Peti mati kuno atau sarkofagus yang ditemukan di Mesir dibuka, begini isinya. Peti mati kuno atau sarkofagus yang ditemukan di Mesir dibuka, begini isinya.

Upaya pembukaan peti mati yang kedua dibantu oleh tim dari militer Mesir.

"Yang kami dapatkan adalah tulang belulang tiga orang, ini seperti pemakaman keluarga. Sayang, mumi yang ada di peti tidak dalam keadaan bagus, jadi yang tersisa adalah tulang belulang," ungkap Mostafa Waziri, sekretaris jenderal dewan yang membidangi benda-benda kuno.

Waziri menepis rumor bahwa peti mengandung kutukan Firaun yang mematikan, seperti yang ramai dibicarakan masyarakat.

"Kami sudah membuka petinya dan ternyata dunia tidak menjadi gelap gulita. Saya orang pertama yang melihat isi sarkofagus dan saya masih bisa berdiri di hadapan Anda, (lihat) saya baik-baik saja," kata Waziri saat menjawab pertanyaan media.

Meski demikian, untuk sementara peti ini dikarantina untuk mencegah kemungkinan peti ini mengeluarkan gas berarun yang mematikan.

Baca juga: Ahli Temukan Mumi Bertopeng Emas di Pemakaman Mesir Kuno

Para pakar mengatakan tulang-tulang di peti mati ini besar kemungkinan adalah tentara yang hidup di zaman Firaun.

Salah satu tengkorak memperlihatkan bekas luka terkena panah.

Sarkofagus memiliki panjang tiga meter dengan tinggi hampir dua meter. Ini adalah sarkofagus terbesar yang ditemukan dalam keadaan utuh.

Beratnya sekitar 27 ton dan diduga berasal dari era 323 sebelum Masehi atau setelah kematian Iskandar Agung.

Para arkeolog sekarang melakukan kajian mendalam untuk menentukan secara pasti kapan pemilik kerangka ini hidup dan bagaimana mereka meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau