KOMPAS.com - Hingga pemerintahan Amenhotep II tahun 1401 SM, tambang Gebel el Silsila merupakan sumber batu untuk kuil dan makam di Mesir bagian atas. Tambang tersebut juga dianggap sebagai tempat para budak dan pekerja sederhana.
Namun, penggalian di timur Sungai Nil telah mengungkapkan gambaran kehidupan yang jauh lebih kaya di tambang tersebut. Para peneliti menemukan 69 makam dan sebuah tempat suci. Mereka juga menemukan ukiran patung dari seorang pria bernama Neferkhewe dan keluarganya.
Totalnya, tim peneliti telah menggali hampir 30 dari 69 makam yang ditemukan, termasuk dua makam bayi. Sayangnya, kebanyakan makam tersebut telah kosong akibat penjarahan pada masa purba.
Namun, tidak dengan makam yang baru-baru ini ditemukan di daerah nekropolis, tempat dua makam bayi berada. Di antara sembilan makam yang baru ditemukan, tiga di antaranya berisi jenazah anak-anak dan sejumlah artefak seperti gelang perunggu, jimat, mangkuk, dan juga piring.
Baca juga: Makam Mesir Berusia 3.500 Tahun Dibuka untuk Kali Pertama, Apa Isinya?
"Tim peneliti merasa senang bisa melanjutkan analisis osteologis jenazah, yang diharapkan akan memberi kami rincian spesifik mengenai nutrisi, kesehatan umum, dan kesejahteraan anak-anak," ungkap Maria Nilsson dan John Ward dari Universitas Lund, Swedia dikutip dari Live Science, Jumat (15/12/2017).
Namun, peti mati anak ini hampir hilang karena dimakan kumbang dan busuk seiring berjalannya waktu akibat banjir dari Sungai Nil.
Baca juga: Makam Raja Bulonggodu Masih Menyimpan Misteri
Anak tersebut juga mengenakan seperangkat gelang perunggu dan memiliki empat jimat yang melekat di bagian kiri tubuhnya. Selain itu, sebuah pisau cukur perunggu terselip di antara tengkoraknya dan sebuah jimat lebih kecil sebagai simbol kebahagiaan dan keberuntungan ditemukan di dekat dadanya.
Makam kedua berisi jenazah anak lebih kecil, kira-kira berusia 2 atau 3 tahun. Anak itu dibungkus dengan linen dan mungkin ditempatkan di peti mati kayu.
Sayangnya, peti mati tersebut telah dihancurkan serangga. Tak ada yang terkubur bersama anak ini.
Selanjutnya, di makam ketiga, tim peneliti menemukan jenazah anak yang diperkirakan berusia 5-8 tahun. Jenazah ini juga terbungkus linen dan diletakkan di atas karpet buluh. Anak tersebut dikuburkan bersama tiga jimat kerudung.
Terakhir, para peneliti menemukan makam keempat di daerah situs penggalian tersebut. Anak ini diperkirakan berusia antara 5 hingga 8 tahun.
Namun, sepertinya anak ini dikuburkan tanpa banyak perawatan dan ditutup dengan tanah dari tambang terdekat. Menurut para peneliti, ini bisa mengindikasikan hierarki sosial di Gebel el Silsila.
Mereka menyebut bahwa anak-anak kaya menerima penguburan lebih mewah. Selain itu, anak yang dikubur dalam reruntuhan juga menunjukkan lebih banyak tanda-tanda cedera daripada yang lain.
Baca juga: Berusia 1.700 Tahun, Makam Raja Suku Maya Ditemukan di Guatemala
Para arkeolog menyebut fakta tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, tim berencana untuk menganalisis lebih jauh tulang belulang yang ditemukan.
"Pentingnya penguburan anak ini adalah yang pertama dan terutama bahwa mereka memberi kesempatan kepada tim untuk mempelajari memelihara jasad, memberikan wawasan tentang kebiasaan pemakaman dan informasi patologis, namun juga merupakan indikasi kuat eksistensi dan aktivitas dari keluarga lengkap di situs tersebut," ungkap mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.