KOMPAS.com - Melakukan olahraga selama menjalani kemoterapi dapat meningkatkan kesehatan pasien kanker. Hal ini terbukti dalam studi kasus di sebuah rumah sakit kanker di Sydney, Australia.
Pasien kanker dalam studi kasus ini diberi obat kemoterapi dan diminta untuk menggenjot sepeda statis.
Tim peneliti berharap, pemberian obat dibarengai dengan olahraga akan membantu pasien meningkatkan aliran darah ke tumor.
"Tumor memiliki suplai darah yang buruk dan terkadang sulit membuat obat kemo tepat sasaran," kata Michael Marthick, fisiolog yang melaksanakan studi kasus ini.
Baca juga: Pengidap Kanker Payudara dan Paru-paru Tak Perlu Kemoterapi, Asal...
"Masih terlalu dini. Namun yang bisa kami sampaikan, hal ini aman dilakukan. Pasien tampaknya menikmatinya, dan dapat mengalihkan perhatian selama menjalani perawatan," jelasnya kepada ABC.
Lewat penelitian ini, Marthick meemukan berolahraga selama perawatan dapat mengubah perilaku pasien.
"Kami melihat olahraga dapat menangani banyak hal, termasuk masalah kelelahan, kekuatan, daya tahan, dan kemampuan pasien mentolerir pengobatan," katanya.
Menurut Marthick, aktivitas ini sama sekali tidak memiliki efek samping bagi pasien yang terlibat dalam studi ini.
Salah satu pasien kemo Susan McCarthy, mengaku mendapatkan manfaat dari berolahraga sembari menjalani perawatan kanker.
Setelah didiagnosis menderita kanker payudara agresif, dia menjalani mastektomi. Kelenjar getah beningnya diangkat dan ia harus menjalani kemoterapi juga radioterapi. Selain itu, ia juga diminta berolahraga.
"Dokter menyarankan mendatangi fisioterapis untuk olahraga," katanya.
McCarthy mengaku latihan tersebut membuatnya menyadari perlunya mengubah pola makannya.
"Menjalani kemo turut mengatasi hal itu," katanya.
"Saya jauh lebih sehat sekarang. Saya tidak lagi makan banyak lemak, jalani diet Mediterania, banyak berolahraga," katanya.
McCarthy mengatakan kekuatan mental dan fisik yang dia dapatkan melalui perawatannya terus membantu pemulihannya.