Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2018, 19:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber EurekAlert

KOMPAS.com - Sudah jamak diketahui, salah satu risiko terbesar saat bekerja di luar kantor adalah terserang kanker kulit akibat radiasi sinar ultraviolet Matahari.

Namun, seberapa tinggi risikonya? Menurut para ahli, hal itu tergantung dengan profesi Anda.

Radiasi sinar ultraviloet dari Matahari adalah faktor utama penyebab munculnya NMSC atau kanker kulit non-melanoma. Kanker kulit non-melanoma adalah kanker yang terjadi pada jaringan kulit selain melanosit.

Untuk mengetahui profesi apa yang punya risiko tinggi terkena kanker tersebut, para peneliti merekrut 563 peserta yang 47 persennya adalah wanita.

Dalam penelitian yang terbit di European Academy of Dermatology and Venereology, peserta punya berbagai profesi, baik di dalam maupun luar ruangan.

348 peserta bekerja di luar ruangan dengan komposisi 39 persen petani, 35 persen tukang kebun, dan 26 persen pemandu pendakian gunung. Sedangkan 215 peserta lainnya bekerja di dalam ruangan.

Hasil penelitian ini mengungkapkan, risiko NMSC secara berurutan adalah 33,3 persen pemandu gunung, 27,4 persen petani, 19,5 persen tukang kebun dan 5,6 persen pekerja dalam ruangan.

Baca Juga: Solusi Cegah Penuaan Dini sampai Kanker Kulit, Menurut Ahli

Dengan kata lain, temuan ini kembali membuktikan bahwa pekerjaan yang sering terpapar sinar ultraviolet mengembangkan jenis kanker kulit tersebut lebih banyak.

Para ahli juga mengungkapkan adanya perbedaan dalam upaya pencegahan terserang kanker kulit. Seseorang yang bekerja di dalam ruangan justru memilki persentase tertinggi untuk upaya mencegah terserang kanker kulit, yaitu 61,4 persen.

Setelah itu disusul oleh pemandu gunung 57,8 persen, petani 31,9 persen dan tukang kebun 27,6 persen.

Pencegahan yang dimaksud adalah perilaku untuk tidak terpapar langsung radiasi ultraviolet, salah satunya penggunaan tabir surya.

Dikutip dari Eurekalert, Rabu (6/5/2018), penelitian ini memberikan pandangan bahwa untuk mengurangi kasus kanker kulit di dunia adalah dengan cara melihat kebutuhan individu termasuk profesi mereka.

"Ketinggian (lokasi kerja) dan jumlah jam kerja di luar ruangan tampaknya membuat perbedaan dan sesuaikan saja tabir surya yang sesuai," kata Dr. Alexander Zink, peneliti dari Technical University of Munich di Jerman.

"Sesuaikan kebutuhan perlindungan dari sinar matahari menurut kebutuhan!" tegasnya.

Baca Juga: Benarkah Konsumsi Obat Tekanan Darah Tingkatkan Risiko Kanker Kulit?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber EurekAlert
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com