Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Bertahan Hidup, Ini Makanan yang Dikonsumsi Manusia Es

Kompas.com - 17/07/2018, 11:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Para ilmuwan mengungkapkan bahwa makanan terakhir Oetzi si Manusia Es berimbang, tetapi juga berlemak tinggi.

Pria itu hidup 5.300 tahun lalu dan meninggal di sungai es membeku. Jenazahnya terawetkan di es selama ribuan tahun sampai ditemukan pada tahun 1991.

Ilmuwan berhasil menemukan sejumlah hal tentang kehidupannya, termasuk apa yang dia makan sebelum meninggal.

Mereka mengatakan pria tersebut memenuhi lambungnya dengan lemak dari kambing liar, daging rusa merah, biji-bijian kuno einkorn dan pakis beracun.

Baca juga: Cari Pembunuh Manusia Es, Polisi Jerman Buka Kasus Berusia 5300 Tahun

Seberapa berlemak?

Tingkat lemak makanannya adalah 50 persen, jauh lebih tinggi 10 persen dari umumnya makanan modern.

"Jika Anda mempertimbangkan ketinggian tempat berburu Manusia Es, Anda memerlukan pasokan energi seperti ini," kata Dr Frank Maixner dari Eurac Research Institute for Mummy Studies di Bolzano, Italia.

"Dan cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan memakan berlemak yang dapat memberikan energi lebih untuk bertahan di lingkungan berat seperti itu," imbuh Maixner.

Apa arti hal ini terkait dengan susunan makanan nenek moyang kita?

Kajian yang terbit di Current Biology itu memberikan gambaran tentang menu Zaman Tembaga.

Isi perut manusia es sedang diperiksa. Isi perut manusia es sedang diperiksa.

Susunan makanan Manusia Es telah dianalisa sebelumnya, tetapi tidak serinci ini. Penyelidikan terbaru ini didasarkan pada isi lambungnya.

Yang mengejutkan, bagian tubuh ini baru ditemukan karena letaknya tidak biasa, akibat proses mumifikasi badannya.

Para ilmuwan dapat menyimpulkan lemak bukan berasal dari produk susu, tetapi dari ibex Alpen, spesies kambing liar yang hidup di pegunungan Alpen Eropa.

"Susunan makanannya adalah campuran seimbang karbohidrat, protein dan juga lemak," kata Dr Maixner. "Cukup mengejutkan tingginya tingkat lemak yang dia makan."

Makanan ini membuat Oetzi dapat mendaki es, tetapi kemungkinan rasanya tidak begitu enak.

"Itu lemak kambing dan sulit membayangkan rasanya," kata Dr Maixner. "Sudah pasti tidak seenak seperti yang kita makan sekarang.

"Apalagi kalau diingat tidak adanya garam, rasa asli daging itu, lemak itu, semua hal itu, saya pikir sulit untuk dimakan."

Meskipun Manusia Es tidak harus berurusan dengan makanan olahan, terdapat sisi negatif susunan makanannya.

Dia sudah menunjukkan tanda-tanda penyumbatan arteri saat meninggal.

Dia kemungkinan tewas dalam perang, karena terdapat luka-luka di tubuhnya. Pria ini juga membawa senjata, termasuk sebuah kapak tembaga.

Baca juga: Alasan Kita Lebih Suka Makanan Berlemak dan Tinggi Karbohidrat

Apakah Manusia Es mengenal jamu?

Dia juga kemungkinan memakan obat dari tanaman, karena para peneliti menemukan jejak bracken sejenis pakis di lambungnya.

Kemungkinan lain adalah dia membungkus makanan dengan daun pakis dan secara tidak sengaja memakan spora beracun.

Daging hewan liar kemungkinan dimakan secara langsung atau bisa juga dikeringkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com