Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Makanan yang Dikonsumsi Orang Eropa Abad Pertengahan

Kompas.com - 26/04/2018, 10:45 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber NPR


KOMPAS.com - Bagi para arkeolog, meneliti segala sesuatu yang berkaitan dengan masa lalu adalah hal sangat menarik.

Seperti sekelompok ilmuwan asal Eropa yang sangat tertarik mengetahui pola diet ratusan tahun lalu, untuk menilik bagaimana kondisi kesehatan manusia saat itu.

Proyek yang dipimpin Martin Søe bersama rekan-rekannya dari Universitas Kopenhagen dan Universitas Aarhus, memulai penelitian dengan menggali kotoran kuno dari kakus purbakala.

Mereka akhirnya berhasil mengumpulkan sampel tinja yang berasal dari awal abad ke-11 sampai abad ke-18 di Eropa Utara, termasuk Denmark, Belanda, dan Lithuania.

Baca juga : Ilmuwan Temukan Fungsi Hidung Besar Manusia Purba Neanderthal

Dalam laporan temuan yang diterbitkan di PLOS ONE, Rabu (25/4/2018), Søe berkata sampel tertua sebenarnya lebih mirip tanah organik gembur yang hampir membusuk sempurna. Sementara sampel yang berusia lebih muda masih dapat dikenali.

"Pada sampel berusia 400 tahun, mungkin Anda juga dapat melihat adanya kotoran manusia. Sampel yang lebih muda bahkan masih memiliki sedikit bau," ujar Søe dilansir NPR, Rabu (25/4/2018).

Sampel itu kemudian disaring dengan saringan yang sangat halus agar para peneliti dapat mengambil telur parasit untuk analisis DNA.

"Saat sampel ini disaring dan dicuci, kita masih menemukan DNA tanaman dan hewan seperti ikan atau paus dalam sampel," imbuh Søe.

Søe dan timnya kemudian mengurutkan semua materi genetik yang mereka temukan dan mulai mengidentifikasi mana yang merupakan DNA tanaman, hewan, dan parasit.

Setelah menganalisa parasit, Søe dan timnya akhirnya berhasil menarik kesimpulan makanan apa saja yang dikonsumsi manusia pada ratusan tahun lalu.

"Kita melihat orang Eropa Utara mengonsumsi banyak ikan, karena (ditemukan parasit) cacing pita di ikan," katanya.

Sementara itu, sampel yang ditemukan di Denmark dari tahun 1600-an, tim Søe mendeteksi telur cacing pita yang hanya muncul ketika makan babi mentah atau babi setengah matang.

Selain cacing pita yang berhubungan dengan ikan dan babi, mereka juga menemukan DNA paus sirip di kakus Denmark pada zaman Viking. "Jadi mungkin mereka memburu atau mengumpulkan daging paus," ujarnya.

Baca juga : Percaya Zombie, Orang Abad Pertengahan Mutilasi Jasad Tetangga Sendiri

Dalam penelitiannya, tim ilmuwan tak hanya menemukan sampel kotoran manusia. Mereka juga menemukan sampel yang berhubungan dengan DNA kucing, kuda, dan tikus pada kakus kuno. Saat diperiksa, tim menemukan telur cacing usus yang bertahan hidup pada sampel beberapa hewan tersebut.

"Ini berarti bukan hanya manusia Eropa di abad pertengahan dan kolonial yang terjangkit parasit cacing beratus tahun lalu. Ternyata hewan berkaki empat juga menderita diare. Mungkin sampel kotoran hewan yang kita temukan di kakus manusia ini sengaja dibuang oleh manusia," imbuhnya.

Dari penelitian ini, kita mungkin dapat membayangkan kehidupan di masa lalu cukup bau, dalam arti harfiah. Makanan sembarangan ditambah standar kebersihan yang rendah, juga pemicu munculnya endemik cacing usus dan diare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau