Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Gula, Dulu Obat Kini Ancam Kesehatan

Kompas.com - 12/07/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Gula yang dihasilkan wilayah-wilayah tersebut selanjutnya dibawa ke Eropa untuk dijual.

Pada saat itu, khasiat obat pada gula santer terdengar di penjuru Eropa. Salah satu yang terkenal adalah tulisan Tabernaemontanus tahun 1515.

Dia menulis, "Gula putih yang bagus dari Madeira atau Canary, ketika diminum secukupnya membersihkan darah, menguatkan tubuh dan pikiran, terutama dada, paru-paru dan tenggorokan, tetapi itu buruk untuk orang yang panas dan limbung, karena mudah berubah menjadi empedu, juga membuat gigi tumpul dan membuat gigi membusuk."

Sekitar tahun 1600, kopi, teh, dan cokelat mulai masuk ke Eropa. Hal ini meningkatkan konsumsi gula secara drastis.

Bahkan, pada masa tersebut gula lebih populer daripada alkohol.

Gula Bit

Kimiawan Prusia, Andrea S Margraff pada 1747 menemukan bahwa sukrosa bisa diperoleh dari buah bit.

1801, mahasiswa Margraff yang bernama Franz Carl Achard menjual gula bit pertama kali.

Selanjutnya gula bit berkembang dan meluas di Eropa hingga abad ke-20.

Baca juga: Makanan Tinggi Gula Sebabkan Kerusakan Gigi pada Balita

Ancaman Kesehatan

Berbeda dari awal penemuannya, sejak tahun 1942, Dewan Asosiasi Makanan dan Gizi Amerika menyatakan bahaya gula bagi kesehatan.

Asosiasi ini kemudian menyarankan pembatasan konsumsi gula dalam bentuk apapun.

1966, para ahli medis merekomendasikan pengurangan asupan gula menyusul sebuah penelitian yang menunjukkan kaitan gula dengan diabetes dan penyakit lainnnya.

1980, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menganggap lemak sebagai penjahat lebih besar dari gula. Meski begitu, masalah kesehatan terkait gula juga terus meningkat.

Sekitar tahun 2000-an, gula dan berbagai pemanis buatan mulai ditinggalkan.

Banyak orang beralih pada pemanis alami seperti saat gula belum ditemukan. Mereka menggunakan nektar kaktus, madu, stevia, hingga kurma.

Penggunaan pemanis alami ini dikarenakan masalah kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau