KOMPAS.com - Apa memori paling awal Anda? Mungkin, banyak yang akan menjawab memori paling awal adalah saat berusia tiga atau empat tahun.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan dialami semua orang.
Namun, mengapa kita tidak bisa mengingat ingatan saat masih bayi? Apakah kenangan itu benar-benar hilang dan dilupakan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, tim ahli saraf dari Universitas Toronto menyelidikinya. Lewat tikus, para ahli ini ingin memastikan kapan dan bagaimana otak melupakan kenangan tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Bukti Pertama Tikus Bisa Mengingat Kenangan Masa Lalu
"Amnesia di masa kecil ternyata berhubungan dengan fakta bahwa anak-anak tidak memiliki alat kognitif untuk mengkonsolidasikan dan mengatur kenangan otobiografi pada tahap perkembangan awal ini," kata tim peneliti dalam makalahnya yang terbit di Current Biology, dilansir Science Alert, Senin (9/7/2018).
"Namun, amnesia di masa bayi rupanya juga dialami spesies non-manusia, yakni tikus," imbuh para ahli.
Dalam uji cobanya, para ahli melatih bayi tikus untuk menghubungkan sebuah kotak dengan sengatan listrik kecil ke kaki.
Setelah 15 hari berlalu, mereka lupa pernah mengalami sengatan listrik. Perilaku ini sama halnya seperti manusia yang tidak benar-benar ingat kenangan masa kecilnya sampai kita berusia tujuh tahun.
Selanjutnya, para ahli mengambil sekelompok bayi tikus lain dan melakukan tindakan seperti sebelumnya. Bedanya, kini bagian neuron aktif di hipokampus atau bagian otak yang bertanggung jawab dalam pembentukan memori ditandai.
Beberapa minggu kemudian saat seharusnya tikus lupa dengan sengatan listrik, para peneliti menstimulasi neuron dengan metode yang disebut optogenetik. Dari sini terlihat tikus-tikus itu seolah mengenali kotak yang pernah bersinggungan dengan mereka.
"Temuan ini menunjukkan, kenangan paling awal kita tidak sepenuhnya terlupakan atau hilang dari otak. Sebaliknya, kita dapat mengingat kenangan lai dengan stimulasi langsung," kata penulis senior Paul Frankland, ahli neurobiologi dari SickKids Research Institute dan Universitas Toronto.
Baca juga: Ternyata Emosi Berperan Penting Menciptakan Kenangan, Kok Bisa?
Meski begitu, hanya sekitar 70 persen tikus yang dapat mengenali lagi kotak setelah 15 sampai 90 hari berlalu. Menurut para ahli, ini berkaitan dengan pemulihan memori otak yang tidak lengkap.
"Apa yang kami lakukan adalah merangsang pengumpulan neuron aktif selama pengkodean dan memberi sedikit dorongan pada sistem," ujar Frankland.
Meski demikian, masih belum dapat dipastikan apakah otak manusia juga dapat mengingat kenangan saat masih bayi seperti halnya yang terjadi pada tikus.
Sebab itu, peneliti belum memberikan kesimpulan yang pasti terkait penerapan teori ini pada manusia.
Namun, temuan ini memberi pandangan baru yang menarik tentang bagaimana otak dapat menyimpan dan melupakan kenangan masa anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.