Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Goa Thailand, Begini Reaksi Tubuh Saat Terperangkap Gelap

Kompas.com - 10/07/2018, 11:28 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Catatan Siffre mengungkap fenomena menarik lainnya.

Meski dia menghabiskan sekitar sepertiga waktunya untuk tidur seperti yang dilakukan secara normal, siklus tidur atau bangun tidurnya bukan 24 jam, melainkan 24 jam lebih 30 menit.

Atau dengan kata lain, dia mulai hidup dengan waktu internalnya, bukan berdasarkan jam yang berpatokan pada waktu matahari terbit dan tenggelam sebagaimana yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Fenomena serupa dapat diamati pada orang yang sepenuhnya buta.

Walaupun jam internal setiap orang berbeda-beda, beberapa orang punya jam internal di bawah 24 jam, lainnya mendekati 25 jam.

Waktu mereka dengan dunia luar sama sekali lain, sebab itu jam tidur mereka berbeda pula.

Seseorang yang punya jam internal 24,5 jam mungkin bangun pada pukul 08.00 pada hari Senin. Tapi keesokan harinya mereka bangun pukul 08.30. Kemudian pada Rabu mereka bangun pukul 09.00 dan begitu seterusnya.

Sampai setelah dua pekan, tubuh mereka mengira bahwa sekarang pukul 20.00, padahal sebenarnya pukul 08.00.

Istilah medis untuk kondisi ini adalah gangguan tidur-bangun tidur non 24 jam.

Salah satu cirinya adalah ada masa tidur nyenyak, yakni saat jam internal kira-kira sama dengan jam dunia luar, kemudian diikuti dengan masa tidur tidak nyenyak, dan mengantuk berlebihan pada siang hari.

Kira-kira serupa dengan kondisi jetlag tapi permanen.

Ritme internal ini didorong oleh secuil bagian pada otak yang disebut suprachiasmatic nucleus (SCN). Bagian ini berada sejauh dua sentimeter di dalam otak, di antara kedua alis.

Bagian tersebut bereaksi setelah mendapat masukan dari sekelompok sel peka cahaya di bagian belakang retina mata yang disebut sel-sel ganglion retina intrinsik peka cahaya.

Meskipun jam internal kita lebih cepat atau lebih lambat dari 24 jam, ketika cahaya matahari mengenai mata setiap hari, itu bertindak sebagai tombol reset bagi SCN sehingga tetap sinkron dengan siklus gelap/terang di luar.

Nah, jika Anda terperangkap di bawah tanah, atau mata Anda mengalami kerusakan parah sehingga otak tidak bisa mendapat sinyal bahwa ada cahaya, koneksi ini terputus dan Anda mulai menjalankan jam internal seperti terjadi pada remaja-remaja Thailand itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com