KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan, pemberitaan dihiasi dengan kabar terjebaknya 12 remaja Thailand di goa Tham Luang.
Seperti di Thailand, Indonesia diketahui juga punya banyak goa. Bahkan, sebuah laporan BBC Indonesia menyebut karakteristik goa di kedua negara ini disebut mirip.
Hal ini tentu membuat kita perlu mengambil pelajaran dari kasus tersebut.
Cahyo Rahmadi, penelusur sekaligus peneliti biologi goa menyebut salah satu yang bisa dipelajari dari kasus di Thailand adalah early warning system atau sistem peringatan dini.
Perhatikan Musim
"Kegiatan penelusuran gua itu kan kegiatan yang risikonya tinggi, jadi kalau misalnya kita dari sisi penelusur gua, yang pertama harus disadari dan ditekankan adalah kita harus tahu musim," ujar Cahyo kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (09/07/2018).
Artinya, kita perlu memperhatikan waktu saat hendak melakukan penelusuran goa. Menurut Cahyo, mengetahui kapan musim hujan dan kemarau adalah hal dasar namun sangat penting bagi kegiatan ini.
"Kecelakaan goa itu paling bahaya itu kan sebenarnya ya dari banjir," kata Cahyo.
"Di Indonesia sendiri sudah beberapa kali kejadian. Korban meninggal terjadi karena banjir di Tasikmalaya 7 orang, kemudian di Karawang 4 orang, dan di Gunung Kidul itu 3 orang," kisahnya.
Menurutnya, dari sisi early warning, paling mudah adalah menghindari kegiatan penelusuran gua saat musim-musim hujan.
Baca juga: Elon Musk Bikin Kapal Selam untuk Keluarkan Remaja Thailand dari Goa
Karakteristik Goa
Selain itu, Cahyo juga mengingatkan tentang pentingnya mengetahui karakteristik goa.
"Misalnya gini, yang di Tham Luang itu kan aliran sungai bawah tanah," kata Cahyo.
"Kita (Indonesia) juga punya banyak sungai-sungai bawah tanah yang ada di kawasan karst itu," imbuhnya.
Untuk itu, Cahyo menegaskan pentingnya mengetahui karakteristik goa sebelum melakukan penelusuran.