Untuk itu, Cahyo juga menyebut langkah antisipasi yang bisa diambil adalah berkomunikasi dengan orang yang ada di mulut goa.
"Sepanjang kita masih bisa berkomunikasi, harus ada orang yang stand by, memonitor kondisi mulut goa, terutama untuk sungai masuk, itu ada air yang datang atau tidak," ujarnya.
Baca juga: Terjebak 10 Hari di Gua Thailand, Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan?
Musim Peralihan
Peneliti LIPI ini juga mengingatkan untuk tidak masuk goa ketika musim peralihan.
"(Peralihan) dari musim kemarau ke musim hujan, itu biasanya kita kan masih tidak tahu (cuaca)," katanya.
Namun, menurutnya, yang paling rentan adalah peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Peralihan musim ini biasa terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April.
"Karena itu kan habis musim hujan, jadi tanah sudah jenuh," kata Cahyo.
"Jadi, hujan sedikit saja, langsung jadi air larian dan masuk ke sistem sungai bawah tanah dan banjir itu tadi," sambungnya.
Doktor lulusan Jepang ini mencontohkan goa-goa di Gunung Kidul ketika terjadinya siklon cempaka pada November lalu.
"Hampir semua goa di Gunung Kidul yang besar-besar kan penuh dengan air ketika terjadinya siklon Cempaka," kisah Cahyo.
"Itu yang menjadi kendala, kita tidak tahu persis kapan air itu akan masuk dan menjadi banjir," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.