Hal ini berlangsung beberapa tahun dan menyebabkan kebangkrutan banyak perusahaan konsol video game.
Namun, di tengah carut marut usaha konsol game tersebut, industri rumahan video game mulai pulih pada 1985 ketika Nintendo Entertainment System (NES), yang disebut Famicom di Jepang, datang ke Amerika Serikat.
NES telah meningkatkan grafis, warna, suara, dan gameplay 8-bit dari konsol sebelumnya.
Pada tahun 1989, Nintendo membuat tren baru dengan mempopulerkan handheld gaming dengan merilis perangkat game video Game Boy 8-bit dan game Tetris yang sering dikemas.
Tahun-tahun berikutnya, persaingan konsol game terus memanas. Hingga sekitar 1995, permainan 3D mulai digandrungi.
Saat itu, Sega merilis konsol game pertama yang dimainkan menggunakan CD dan bukan kartrid. Langkah ini mengalahkan Sony dengan Playstation-nya.
Meski begitu, Paystation tetap mendominasi pasar. Bahkan, hingga generasi berikutnya, Playstation tetap punya tempat tersendiri bagi para pecinta video game.
Baca juga: Mungkinkah Kecanduan Game adalah Bentuk Kekosongan Jiwa?
Video Game Modern
Pada 2005 dan 2006, era modern game berteknologi tinggi dimulai. Ini ditandai dengan diluncurkannya Xbox 360 oleh Microsoft, Sony Playstation 3, dan Nitendo Wii.
Namun, ketiganya tak mampu menghalau bahwa video game mulai memasuki gawai dan berbagai platform media sosial.
Salah satu game yang menandai hal ini adalah Angry Bird. Pada 2012, Rovio, perusahaan dibalik game ini meraup 200 juta dollar Amerika.
Hingga kini, video game telah dimainkan oleh banyak orang dari segala usia.
Sayangnya, video game kini tak lagi sebagai sarana hiburan atau belajar. Justru, permainan ini bagi sebagian orang menimbulkan kecanduan.
Seseorang bisa dibilang kecanduan game jika memenuhi tiga hal berikut:
1. Seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game.
2. Seseorang mulai memprioritaskan game di atas kegiatan lain.
3. Seseorang terus bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat.
WHO mengatakan, ketiga hal ini harus terjadi atau terlihat selama satu tahun sebelum diagnosis dibuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.