"Namun, sebagian besar waktu, lubang hitam supermasif tidak secara aktif melahap apa pun, sehingga mereka dalam keadaan tenang," jelas Perez-Torres.
"Peristiwa gangguan pasang surut tersebut dapat memberi kita kesempatan untuk belajar tentang pembentukan dan evolusi semburan di sekitar benda-benda kuat ini," tambahnya.
"Karena debu yang menyerap cahaya terlihat, peristiwa gangguan pasang surut tertentu ini mungkin hanya puncak gunung es dari apa yang sampai saat ini telah menjadi populasi tersembunyi," kata Mattila.
"Dengan mengamati peristiwa ini melalui teleskop inframerah dan radio, kita mungkin dapat menemukan lebih banyak lagi, dan belajar dari mereka," katanya.
Dalam penelitian itu, Mattila dan Perez-Torres memimpin 36 ilmuwan dari 26 institusi di seluruh dunia di observasi Arp 299. Hasil penelitian mereka telah terbit dalam jurnal Science pada edisi 14 Juni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.