"Aku rasa ukuran penis benar-benar memengaruhi kesadaran diri laki-laki, tidak peduli apa pun yang terjadi dalam hidup mereka," katanya lagi.
Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar pria menjalani prosedur untuk meningkatkan harga diri mereka - dan banyak yang terutama khawatir tentang bagaimana orang lain merasakannya.
"Sindrom ruang ganti, baik mencoba untuk mengesankan orang lain atau mencoba untuk tidak merasa sadar diri di depan pria lain. Tetapi yang lain berusaha untuk menyenangkan pasangan seksual mereka," kata Dr Oates.
Namun, Dr Sharp dan Dr Oates menemukan bahwa hampir setiap pria yang mengambil bagian dalam penelitian memiliki penis berukuran rata-rata sebelum mereka menjalani pembesaran.
"Kami tidak yakin bagaimana mereka mendapat kesan bahwa mereka berada di sisi yang lebih kecil," kata Dr Sharp.
Baca juga: Terapi Memutihkan Penis Jadi Tren di Thailand, Apa Risikonya?
"Saya rasa itu mungkin menunjukkan bahwa alat kelamin yang diperlihatkan dalam pornografi umumnya sangat besar, sehingga setiap orang akan merasa tidak mampu dibandingkan dengan mereka," imbuhnya.
Mereka juga menemukan bahwa pengalaman Sam dengan kecemasan kinerja tidak unik.
"Beberapa orang berpikir bahwa pasangan seksual potensial akan berpikir mereka adalah bintang mutlak di kamar tidur karena penis mereka jadi besar. Jadi saya pikir efek pada hubungan seksual sedikit lebih bercampur," kata Dr Sharp.
Penelitian ini adalah salah satu yang pertama untuk menyelidiki mengapa pria melakukan prosedur bedah kosmetik.
Para peneliti mengatakan, ada banyak penelitian tentang motivasi perempuan, (tetapi) sedikit yang diketahui tentang apa yang mendorong laki-laki untuk perawatan kosmetik.
"Banyak wanita terkejut mengetahui bahwa pria memiliki masalah kepercayaan diri juga," kata Dr Oates.
Baca juga: Punya Penis Bengkok? Hati-hati dengan Beberapa Jenis Kanker Ini
Semua jenis prosedur kosmetik, termasuk di alat kelamin, telah menjadi jauh lebih populer di Australia dalam beberapa tahun terakhir, menurut Dr Sharp.
Studi mereka menemukan bahwa dua dari 25 peserta memiliki kondisi yang disebut gangguan dismorfik tubuh - kondisi psikologis di mana seseorang menjadi terobsesi dengan cacat imajiner dalam penampilan mereka.
Dia menemukan beberapa laki-laki dalam penelitian ini sebelumnya memiliki prosedur kecantikan lain termasuk suntikan anti-kerut, dan lebih dari seperempat sebelumnya telah mencoba bentuk lain dari pembesaran penis.
Makalah penelitian mereka akan diterbitkan dalam Aesthetic Surgery Journal.