Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Mitos Nanas dan Mentimun Bikin Perempuan Indonesia Stunting

Kompas.com - 16/06/2018, 13:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Selain kebiasaan makan, UNICEF memandang kegiatan fisik juga penting. Pihaknya menilai kebanyakan perempuan yang masih remaja kurang beraktivitas dibanding laki-laki.

"Faktor penyebab terjadinya malnutrisi ganda tak hanya disebabkan kebiasaan makan. Di saat yang sama juga dipicu kegiatan fisik," kata Dr Jee dari UNICEF.

"Penelitian kami menunjukkan, jenis kelamin tidak hanya memengaruhi asupan remaja tetapi juga memengaruhi kegiatan fisik," jelasnya.

Dalam penelitian UNICEF 2017 silam, pihaknya menemukan 10 persen remaja terlalu kurus atau indeks massa tubuhnya rendah, sementara 10 persen lainnya justru kelebihan berat badan.

Salah satu pihak yang dipandang paling bertanggung jawab dalam mengatasi masalah kekurangan gizi ini adalah pemerintah, terutama terkait dengan pendidikan gizi yang seharusnya sudah dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

"Masalah kebiasaan ini berawal dari masa sebelum-sebelumnya, yakni sejak bangku sekolah. Kalau saya boleh menyarankan, kebijakan pemerintah (terkait masalah kurang gizi) sudah dimulai sejak masih anak-anak," kata Profesor Evy.

"Jadi kalau pendidikan gizi dimulai tidak hanya sekedar makan makanan yang baik tetapi juga bagaimana cara mengonsumsinya buat anak-anak, kemudian kenapa itu harus penting," tambahnya.

Aplikasi untuk remaja

Girl Effect dan Nutrition International telah meluncurkan penyebaran informasi tentang gizi kepada remaja perempuan lewat aplikasi Springster sejak tahun 2015 di 66 negara termasuk Indonesia.

Sampai sejauh ini pemakainya terus meningkat, sudah mencapai lebih 2,4 juta remaja yang diperkirakan meningkat dua kalinya pada bulan Mei 2019.

"Platform ini sudah memberikan pengetahuan, ketahanan dan keyakinan diri, serta mengatasi masalah mereka, persoalan kesehatan secara umum, menstruasi, dan pubertas. Lewat kerja sama ini kami ingin menggunakan kekuatan telepon genggam untuk masyarakat," tutur Kecia.

"Ini adalah cara yang sangat kuat untuk mencapai remaja perempuan guna menyampaikan informasi baru tentang nutrisi dan kesehatan," tegasnya.

Baca juga: Apakah Gizi Buruk Sebabkan Otot Lemah dan Tak Bisa Berjalan?

Aplikasi kemungkinan bisa efektif di masyarakat seperti Indonesia karena tingginya paparan terhadap internet tetapi yang tetap perlu diperhatikan juga adalah bagaimana menjalankannya.

"Selain content, tentunya adalah pendekatan langsung yang bersifat interaktif akan lebih bermanfaat buat mereka. Apa persoalan mereka, bagaimana solusinya. Persoalannya adalah ini kan harus di maintain yah, harus ada adminnya. Kelihatannya disukai karena ada games-nya juga. Kendalanya adalah harus ada admin yang terus menerus bisa memantau, kemudian menjawab," kata Evy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com