KOMPAS.com - Menggemaskan, mungkin komentar itu yang terlontar saat Anda melihat foto-foto Taylor McGowan.
Balita 18 bulan asal Chicago itu memiliki rambut pirang yang berdiri dan mekar mirip rambut Albert Einstein.
Berkat rambutnya, Taylor dijuluki sebagai mini Einstein. Bahkan orangtuanya membuatkan halaman Facebook untuk putrinya dengan nama BabyEinstein2.0.
Meski unik dan menggemaskan, sebenarnya Taylor mengalami sindrom langka yang disebabkan oleh mutasi genetik.
Baca juga: Bau Mulut? Bisa Jadi Bukan karena Makanan, tetapi Mutasi Genetik
Taylor disebut memiliki sindrom bernama Uncomble Hair Syndrome (UHS) atau sindrom rambut tak bisa disisir.
Menurut BuzzFeed, sindrom ini hanya dialami 100 orang di seluruh dunia, termasuk Albert Einstein. Namun menurut National Institutes of Health (NIH) jumlah itu bisa lebih besar.
Apa itu sindrom rambut tak bisa disisir?
Dalam laporan yang terbit di The American Journal of Human Genetics edisi 2016, orang-orang yang memiliki UHS umumnya memiliki rambut yang berkilau, kering, keriting, dan berwarna perak atau pirang seperti jerami.
Selain itu, rambut orang dengan UHS juga akan terus berdiri dan sulit untuk disisir.
Penulis laporan, profesor Regina Betz dari Universitas Bonn, Jerman, mengatakan rambut penderita UHS akan membaik seiring bertambahnya usia.
"Beberapa orang dewasa mungkin tidak menyadari (memiliki UHS) saat masih anak-anak," kata Betz kepada Live Science, dilansir Senin (12/6/2018).
Beberapa ahli menyebut orang dengan UHS akan mengalami masalah gigi, namun Betz tidak sependapat.
"Gejala utama UHS adalah tampilan rambut Einstein. Namun masih belum diketahui apa penyebabnya. Kemungkinan itu karena helai rambut yang tidak bulat," jelasnya.
Ia mengatakan, anak-anak dengan kondisi UHS memiliki batang rambut yang tidak bulat, tetapi agak datar dan berbentuk segitiga atau menyerupai jantung sebagai akibat mutasi genetik.
Menurut para ilmuwan, anak dengan UHS mewarisi gen yang mengkode kondisi ini dari kedua orangtuanya atau dalam beberapa kasus UHS muncul karena diwarisi oleh ayah atau ibu.
Dalam penelitiannya, Betz dan timnya menemukan tiga gen yang bertanggung jawab pada kondisi UHS, yakni PADI3, TGM3, dan TCHH.
Ketiganya merupakan kode gen untuk protein yang membantu pembentukan batang rambut. Ketika salah satu dari ketiganya bermutasi, batang rambut tidak tumbuh normal.
Baca juga: Lobster Oranye Langka Diselamatkan dari Swalayan
Betz pun telah mengkonfirmasi bahwa kondisi yang dialami Taylor disebabkan oleh mutasi gen PADI3.
Alasan orangtua Taylor membuatkan facebook untuk putrinya dengan nama BabyEinstein2.0 adalah mereka ingin memberi informasi kepada siapa saja yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Taylor dan kondisi rambut uniknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.