Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Taman Nasional Indonesia Diusulkan Jadi Cagar Biosfer Dunia

Kompas.com - 30/05/2018, 20:46 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Direktur Eksekutif Riak Bumi, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus mengembangkan kearifan lokal di Danau Sentarum, Valentinus Heri mendukung upaya pemerintah untuk menetapkan kawasan Danau Sentarum sebagai cagar biosfer.

Heri menyebutnya sebagai 'langkah yang tepat'.

Danau air tawar di Kalimantan Barat ini merupakan sandaran hidup bagi warga Melayu dan Dayak selama ratusan tahun, baik lewat sektor perikanan maupun perkebunan.

Hutan tropis dan kompleks rawa di sana juga menjadi habitat satwa, termasuk orangutan dan bekantan.

Heri pun menuturkan apa yang selama ini menjadi ancaman bagi pelestarian alam di taman nasional itu.

"Masalah yang mengancam taman nasional ini juga terkait aktivitas masyarrakat di luar kawasan," jelas Heri.

"Artinya seperti perusahaan-perusahaan perkebunan, mereka ada aktivitas di sekitar kawasan. Misalnya, kondisi air akibat pembukaan hutan itu juga berdampak dalam kawasan taman nasional," sambungnya.

Baca juga: Ekpedisi Terumbu Karang Taman Nasional Teluk Cenderawasih Dimulai

Pelestarian Lebih Intens

Lalu, apa implikasi dari penetapan status cagar biosfer terhadap ketiga taman nasional ini?

Menurut Jatna, penetapan status itu pada dasarnya untuk meningkatkan pelestarian dan konservasi, terutama dari elemen masyarakat yang tinggal di wilayah itu.

"Artinya, concern taman nasional itu juga concern masyarakat sekitar. Biosfer kan kira-kira itu," ujar Jatna.

"Daerah-daerah itu memang daerah yang sensitif makanya perlu ada masyarakat dan perusahaan dan stakeholder semuanya ikut terlibat dalam pengembangannya," imbuhnya.

Pendapat senada diungkapkan Heriyadi.

Dia menuturkan dengan ditetapkannya Taman Nasional Gunung Rinjani seluas 41 ribu hektar dan terdiri dari pegunungan dan savana yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat ini sebagai cagar biosfer, akan membuat konservasi lingkungan menjadi lebih intens.

Heryadi mengungkapkan, sempat beberapa tahun sebelumnya terjadi kerusakan di Gunung Rinjani, tapi berangsur setelah menjadi taman nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com