Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Lahar Purba dan Gempa Ungkap Jejak Peradaban Mataram Kuno

Kompas.com - 30/05/2018, 17:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Dulu orang berpikir batu yang ada di Borobudur diambil dari gunung Merapi dan Menoreh. Batuan dari Merapi dan Menoreh namanya andesit, sedangkan sampel yang saya teliti kandungannya basal," ungkapnya.

Batuan basal hanya dapat dijumpai di daerah Jawa Timur.

Ia menduga, saat itu Syailendra yang memiliki banyak daerah jajahan meminta untuk mengirim patung atau ornamen dari daerah jajahannya, yakni Jawa Timur ke Borobudur.

2. Candi Kedulan

Berbeda dengan candi Borobudur, candi Hindu Kedulan yang letaknya tidak jauh dari Candi Sambisari di Kalasan, Yogyakarta, disebut Didit memiliki riwayat lebih kompleks.

Seperti candi Sambisari, candi Kedulan juga terletak di bawah permukaan tanah.

"Tahu 2003 saya diminta ke sana (candi Kedulan) oleh dosen saya. Di atas lantai candi, saya menemukan paleosoil atau tanah purba. Jadi paleosoil ini ada di lantai dan sebagian dindingnya," kata Didit mengawali penjelasannya tentang candi Kedulan.

Menurut dugaan Didit, adanya tanah di lantai candi menunjukkan candi tersebut sudah ditinggalkan oleh masyarakat sebelum hancur.

"Karena candi itu tempat suci, pasti selalu dibersihkan. Kalau sampai ada tanah di sana, berarti lantai tidak dibersihkan yang membuat tanah menumpuk dan ditumbuhi rumput. Lambat laun bangunan hancur dan akhirnya tertutup lahar. Kira-kira  begitu kalau kita lihat dari bentuk sedimennya," terang Didit.

Baca juga: Peninggalan VOC Ditemukan di Sekitar Candi Borobudur, Seperti Apa?

Lalu mengapa candi ini ditinggalkan masyarakatnya?

Untuk menjawab pertanyaan itu, Didit memiliki dua kemungkinan.

Pertama, dalam penelitiannya Didit tidak hanya menemukan paleosoil tetapi juga karbon atau arang yang berasal dari kayu muncul di batuan candi.

Dari temuan arang ini, Didit menduga candi sengaja dibakar. "Mungkin ada konflik antara Hindu-Budha, sehingga candi (Kedulan) dibakar," ungkapnya.


Dugaan kedua, adanya endapan lahar purba di siku dinding candi memunculkan dugaan candi itu dulunya dibangun dekat aliran sungai.

Didit menganalisis, sungai itu telah melebar dan semakin dekat ke candi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com