Tidak satu kelas
Namun tak semua murid "duduk" di kelas yang sama. Pasalnya, mereka harus didukung sesuai perkembangannya masing-masing.
Bayi orangutan bernama Gonda yang tiba di sekolah itu pada usia delapan bulan, misalnya, harus belajar berayun dan bergelantungan sebagaimana yang dilakukan orangutan.
"Gonda sudah belajar memanjat pohon. Kini dia bisa bergelantungan dengan kepala di bawah dan berpegangan di dahan dengan kedua kakinya," tutur Dr Preuschoft.
Teman Gonda bernama Tegar yang baru berusia empat bulan, kini juga mulai lincah. Ia sudah bisa memegangi beberapa dahan bersama lalu menjangkau dahan berikutnya sembari menjaga keseimbangan tubuh.
"Gonda memang masih harus banyak berlatih sampai ia benar-benar mengusai keterampilan tersebut," katanya.
Baca juga: Kenapa Orangutan di Penangkaran Lebih Cerdas daripada di Alam?
Sementara bayi Cantik (3,5 tahun) dan Eska (5 tahun) sudah bisa berlatih saling kejar dan bergulat di pucuk-pucuk pepohonan.
"Itu keterampilan yang dipelajarinya. Sebab, untuk bisa melakukan hal ini, orangutan harus mempertimbangkan berat rekannya terhadap goyangan dahan dan ranting pohon," jelas Dr Preuschoft.
Dua bayi orangutan pendatang baru, Gerhana (11 bulan) dan Kartini (18 bulan) hingga kini masih terus diasuh ibu angkat mereka saat bayi-bayi ini bersosialisasi di "taman kanak-kanak" dengan sesamanya bayi orangutan lainnya.
Setelah Tamat Sekolah
Bayi orangutan yatim piatu pertama-tama memang harus diasuh ibu angkat mereka, yaitu para pengelola sekolah. Ini dilakukan demi bisa mencontoh pengalaman yang didapatkan bayi orangutan ketika diasuh induknya sendiri.
Sejak usia dua tahun, bayi itu pun menjadi murid Forest School. Dan sejalan dengan peningkatan kemampuannya, mereka kian menunjukkan naluri petualangan dan kebebasannya.
"Saat mereka mencapai 'akil baligh', sudah waktunya bagi mereka lulus dan masuk ke apa yang kami namakan Forest Academy," kata Dr Preuschoft.
Tim Four Paws yang akan memutuskan kapan murid-murid orangutan ini bisa dilepasliarkan ke alam liar.
"Secara umum orangutan mencapai fase dimana mereka ingin bebas pada usia sembilan tahun," jelas Dr Preuschoft.