Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2018, 12:51 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Kebanyakan vertebrata, kecuali mamalia, memiliki gen yang bertanggung jawab memproduksi gadusol," ujar Mahmud kepada Live Science.

Sejauh ini, hanya ikan zebra yang benar-benar terbukti menggunakan gadusol sebagai pelindung matahari.

Namun, pihaknya belum dapat mengetahui mengapa manusia dan makhluk mamalia lain tidak dapat menghasilkan gadusol. Mahmud menduga, bulu dan kulit tebal adalah hasil dari evolusi.

4. Cara unik dari Kuda Nil dan Jerapah

Meski tidak memiliki kulit tebal, bulu yang menutup kulit, atau gadusol, beberapa hewan memiliki mekanisme perlindungan lain yang tak kalah canggih.

Salah satunya kuda nil yang dapat mengeluarkan cairan berwarna merah menyerupai darah dari pori-pori mereka.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature pada 2004, ilmuwan Jepang menemukan cairan berwarna merah itu berfungsi untuk melindungi kulit kuda nil dari sinar UV.

Beberapa hewan lain fokus melindungi bagian tertentu yang lebih sering terpapar matahari.

Contohnya jerapah yang bisa menghasilkan melanin untuk mengubah warna lidahnya menjadi lebih gelap untuk berlindung dari sinar UV. Ini karena lidah jerapah lebih banyak terkena sengatan matahari saat makan daun dari pohon.

Baca juga: Bagai Pesulap, Paus Bungkuk Tertangkap Buat Pelangi

5. Mekanisme khusus pada mamalia laut

Mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, dan hiu tidak memiliki buku ataupun sisik.

Acevedo-Whitehouse yang telah mempelajari sengatan matahari pada paus selama lebih dari lima tahun mengatakan ada tanda-tanda bekas terbakar matahari dalam sampel kulit yang diambil dari punggung paus biru, paus sperma, dan paus sirip saat sedang bermigrasi.

Meski begitu, mereka memiliki mekanisme unik untuk bertahan dari sengatan matahari dan mampu memperbaiki kerusakan dengan cepat.

Dalam laporan yang terbit dalam jurnal Scientific Reports, 2013, beberapa paus mampu menghasilkan pigmen untuk menggelapkan kulit dan mamalia laut lain memiliki gen yang memicu respons pelindung di kulit.

Acevedo-Whitehouse bahkan menemukan ada paus yang mengembangkan lapisan keratin untuk melindungi bagian kulit halus yang ada di bawah kulit.

"Kami senang tidak menemukan kanker kulit pada paus," ujar Acevedo-Whitehouse.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com