Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Australia Temukan Supernova Hanya dari Menonton Televisi

Kompas.com - 24/05/2018, 18:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Mengukur Alam Semesta

Dalam waktu kurang dari satu hari, ribuan peserta bergabung dan masing-masing mengklasifikasikan rata-rata lebih dari 200 gambar.

Artinya gambar yang tersedia dari teleskop Skymapper di Siding Spring diamati rata-rata 60 kali oleh banyak orang.

Lebih banyak gambar yang ditambahkan ke proyek Kamis malam (24/05/2018), baik dari Skymapper dan teleskop Pan-STARRS di Hawaii.

"Sangat menyenangkan kita telah menemukan supernova pertama kami," kata Profesor Chris Lintott dari Universitas Oxford, peneliti utama di zooniverse.org.

"Siapa tahu ada lagi di luar sana, bersembunyi dalam data."

Semua perserta memiliki kesempatan nama mereka dicatat dalam rekor ilmiah tersebut.

"Kami mengakui para 'citizen scientist', dengan mendaftarkan tiga orang pertama penemu supernova yang belum diketahui sebelumnya saat kami laporkan ke International Astronomical Union," kata Dr Anais Moller dari ANU Research of Astronomy and Astrophysics di Canberra.

Khususnya ledakan bintang yang kini tercatat sebagai "AT2018BWQ", tampaknya menjadi supernova tipe Ia.

Baca juga: Jelang Akhir Hidupnya, Teleskop Kepler Tangkap Supernova Langka

Ketika bintang mati mereka dapat meledak dalam berbagai cara. Supernova Ia sangat berharga bagi para astronom karena sangat konsisten.

Bintang tersebut selalu meledak dengan kecerahan yang sama, sehingga mudah untuk menyimpulkan seberapa jauh mereka.

Hal ini menjadi sangat berharga untuk menghitung beberapa sifat dasar kosmos, seperti ukurannya, umurnya dan seberapa cepat ia mengembang.

Konsekuensinya...

Sebagai konsekuensinya, proyek Pengamatan Supernova harus dapat membuat perkiraan dalam beberapa hari ke depan, terutama jika ada beberapa jenis ledakan Ia yang terungkap lagi.

"Ada kesamaan dalam hal ini, seperti pada sains secara keseluruhan, setiap pengukuran individu ... menambah keakuratan pengukuran," kata Profesor Lintott.

Mengingat kosmos berusia sekitar 14 miliar tahun, penemuan ini bukan menjadi koreksi usia yang sesungguhnya dan tentu saja dapat ditulis ulang setiap kali beberapa supernova jenis Ia mencetak rekor baru.

Tetapi tidak setiap hari ada acara TV, dengan sedikit bantuan dari para pemirsanya, membuat perhitungan seperti itu, Karenanya tim 'Stargazing Live' sangat bersemangat.

"Sepertinya kita bisa membuat perkiraan independen tentang umur alam semesta," kata Profesor Cox.

"Itu luar biasa."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com