Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nebula Semut Ditemukan Menembakkan Laser, Ada Apa?

Kompas.com - 23/05/2018, 18:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Para astronom berhasil merekam fenomena langka yang terjadi di Nebula Semut atau Menzel 3, yaitu berupa sinar laser yang keluar dari jantung nebula.

Bagi manusia di Bumi, sinar laser dipahami sebagai amplifikasi cahaya yang muncul akibat emisi radiasi. Biasanya, sinar laser berbentuk garis tipis dengan cahaya yang sangat terang. Manusia menggunakankannya untuk memotong logam atau memindai kode batang. 

Namun, di luar angkasa, sinar laser adalah sinyal inframerah yang tidak terlihat.

Berdasarkan data dari Observatorium Infrared Herschel di Eropa, para ahli mendeteksi emisi laser tersebut berupa rekombinasi hidrogen.

"Kami mendeteksi jenis emisi yang sangat langka yang disebut emisi laser rekombinasi hidrogen, yang hanya diproduksi dalam kondisi fisik tertentu," kata Isabel Aleman, penulis utama studi dan peneliti di Universitas São Paulo di Brasil dan Leiden di Belanda.

"Emisi seperti itu ditemukan hanya dalam beberapa objek sebelumnya dan kebetulan jenis emisi yang kami deteksi sesuai dengan prediksi Menzel, penemu Nebula Semut," katanya, dilansir dari Newsweek, Jumat (18/5/2018).

Seperti diketahui, Donald Menzel, astronom asal Amerika menemukan Nebula Semut di jarak 8.000 tahun cahaya dari Bumi pada 1920.

Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas. Sebagian ahli mempercayai bahwa nebula merupakan ladang bagi terbentuknya sistem bintang di luar angkasa.

Baca Juga: Tanpa Elemen Ini, Kehidupan Alien Mungkin Tidak Akan Pernah Ada

Sementara itu, para ahli juga mendeteksi kepadatan gas di wilayah sekitar bintang pusat sangat besar, mencapai 10.000 kali kepadatan nebula normal. Ini merupakan alasan di balik sinar laser Nebula Semut.

"Satu-satunya cara untuk menjaga gas sepadat itu di dekat bintang adalah jika bintang mengorbit di sekitarnya dalam bentuk cakram," kata Albert Zijlstra dari Universitas Manchester, Inggris, dalam pernyataannya.

“Dalam nebula ini, kita benar-benar mengamati adanya cakram padat di pusat yang terlihat tepinya. Orientasi ini membantu memperkuat sinyal laser," tambahnya.

Penemuan ini sekaligus membuktikan bahwa nebula tersebut menyelubungi dua sistem bintang di dalamnya.

"Sulit untuk mengarahkan gas yang keluar ke orbit kecuali ada bintang pendamping yang mengalihkannya ke arah yang benar," kata Zijlstra.

Para ahli berpendapat bahwa bintang pusat yang asli sedang mengumpulkan massa bintang satunya yang sudah mati untuk menciptakan cakram tersebut.

Menurut Zijlstra, penemuan laser tersebut memberikan kesempatan para ahli untuk memahami bintang kedua ini lebih mendalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau