KOMPAS.com - Di beberapa negara perayaan Paskah identik dengan kelinci yang menjaga telur Paskah. Tapi mungkin bagi Badan Antariksa AS (NASA), Paskah tahun ini tidak dirayakan dengan kelinci melainkan penguin.
Sebuah data dari teleskop ruang angkasa Spitzer dan Hubble milik NASA menunjukkan interaksi antar-galaksi, yang secara kolektif dikenal sebagai Arp 142. Gugusan galaksi-galaksi ini menunjukkan kemiripan yang mencolok dengan penguin yang menjaga telur.
"Siapa yang butuh kelinci Paskah, ketika Anda memiliki Penguin Paskah?" kicau NASA melalui akun twitter resminya pada Minggu (01/04/2018).
Foto yang dilampirkan pada kicauan tersebut menunjukkan dua galaksi yang membentuk pemandangan luar biasa, yaitu penguin warna-warni dan cahaya terang menyerupai telur.
Baca juga: Cegah Kiamat, NASA Bikin Rencana Mirip Film Armageddon
Penguin warna-warni tersebut dikenal sebagai NGC 2336. Kemungkinan besar ini adalah galaksi spiral yang tampak normal pada satu titik dalam keberadaannya, tetapi berkat bintang panas yang baru terbentuk membuatnya terlihat lebih bengkok dan terdistorsi.
Untuk diketahui, teleskop Spitzer milik NASA mampu mengambil citra dari helai gas yang bercampur debu. Helai gas tersebut muncul sebagai filamen merah ketika diamati pada panjang gelompang cahaya inframerah yang lebih panjang.
Who needs the #Easter Bunny, when you have an Easter Penguin? This image from @NASAspitzer and @NASAHubble of distant interacting galaxies, bears an uncanny resemblance to a penguin guarding an egg. LEARN MORE >> https://t.co/V63rg8KShS pic.twitter.com/6H9dteRkfs
— NASA Marshall (@NASA_Marshall) April 1, 2018
Sementara itu, cahaya yang menyerupai bentuk telur tersebut dikenal sebagai NGC 2937. Galaksi ini relatif lebih sederhana dan merupakan populasi bintang yang jauh lebih tua.
Ini terlihat dari cahayanya yang kehijauan dan bentuknya yang kurang terdistorsi.
Ketika memperhatikan tidak adanya bercak merah berkilau dalam "telur" tersebut, para fisikawan berpikir bahwa galaksi ini telah kehilangan cadangan gas dan debunya bertahuntahun lalu.
Artinya, galaksi ini tidak bisa lagi membentuk bintang baru.
Dirangkum dari Inverse, Senin (02/04/2018), jarak kedua galaksi tersebut sekitar 23 juta tahun cahaya. Ini kira-kira 10 kali lebih jauh dari galaksi tetangga kita, Andromeda.
Meski jaraknya cukup jauh, kedua galaksi tersebut perlahan-lahan tarik menarik satu sama lain.
Melalui interaksi ini, kedua galaksi ini nantinya akan bergabung menjadi satu entitas tunggal. Ketika kedua galaksi ini bergabung, bintang, gas, dan debu keduanya akan bercampur dan membentuk citra baru.
Baca juga: Menanti Waktu, Teleskop Kepler Milik NASA Tinggal Sejarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.