Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi pada Tubuh jika Tidak Tidur Beberapa Hari

Kompas.com - 21/05/2018, 21:32 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Microsleep

Randy Gardner setidaknya menjadi bukti bahwa otak punya benteng pertahanan untuk mencegah degradasi saraf di otak. Caranya dengan melakukan microsleep.

Itu adalah kondisi di mana otak sebenarnya sedang beristirahat sejenak, tapi fisik tetap aktif. Hanya beberapa bagian otak yang beristirahat untuk memulihkan rasa letih. Situasi seperti itu hanya berlangsung beberapa detik.

Kemampuan kita untuk melakukan microsleep mungkin adalah cara yang membantu kita tetap hidup di masa lalu. Hal ini sejalan dengan adaptasi yang memungkinkan manusia tetap bergerak untuk waktu yang lama.

Tak mematikan, tetapi tetap bahaya

Karyn O'Keefe, pakar tidur dari Universitas Massey di Selandia Baru, mengatakan, kurang tidur dapat menyebabkan kematian meski tidak secara langsung.

Seperti dialami Randy Gardner, kurang tidur dapat menurunkan ketajaman konsentrasi. Apalagi saat sedang sangat mengantuk, kita mungkin tidak sadar kalau sempat terlelap beberapa detik (microsleep).

"Misalnya, kurang tidur terbukti meningkatkan risiko kecelakaan kendaraan bermotor," ujarnya.

Baca juga: Untuk Orang yang Gampang Depresi, Begadang Mungkin Baik

O'Keefe mengutip sebuah penelitian di AS yang mengindikasikan, tidur dengan durasi hanya 4-5 jam membuat seseorang empat kali lebih mungkin mengalami kecelakaan motorik dibanding mereka yang tidur selama 8 jam.

"Sebuah penelitian besar AS telah menunjukkan, pekerja yang tidur kurang dari 5 jam per hari memiliki kemungkinan 2,7 kali lebih besar untuk mengalami cedera terkait pekerjaan daripada mereka yang tidur 7 jam lebih," kata O'Keefe.

Selain itu, kurang tidur juga mengintai kita yang masih meremehkan kuantitas tidur. Jenis penyakit itu termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, stroke, depresi, dan kecemasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com